KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan tidak akan menaikkan tarif listrik hingga akhir 2019. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan kebijakan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo yang meminta ada kestabilan harga tarif listrik untuk menjaga kestabilan ekonomi hingga dua tahun mendatang. "Saya bertemu dengan presiden Joko Widodo minggu lalu, dan beliau mengatakan untuk berupaya mempertahankan tarif listrik hingga akhir 2019," kata Jonan disela paparannya di Renewable Innovation Forum, Hotel Kempinski, Jakarta (22/2).
Tapi Jonan menampik permintaan itu ada kaitannya dengan pelaksanaan pemilihan umum di tahun 2019. Menurutnya, pertimbangan utama permintaan presiden untuk menjaga kestabilan harga listrik adalah kemampuan masyarakat dalam menyerap energi listrik. "Saya kira bukan karena pemilihan presiden tapi lebih karena pemerintah mempertimbangkan kemampuan penyerapan listrik oleh masyarakat," papar Jonan. Pemerintah pada awal tahun ini telah menetapkan tidak akan ada kenaikan tarif BBM dan listrik hingga Maret 2018. Untuk saat ini tarif listrik untuk golongan rumah tangga 900 VA-RTM adalah sebesar Rp 1.352 / kWh sementara untuk golongan 1.300 VA, 2.200 VA, 3.500 sampai dengan 5.500 VA kemudian 6.600 VA ke atas serta 6.600 VA sampai dengan 200 kVa dikenakan tarif per kWh sebesar Rp 1.467,28. Dengan terjaganya kestabilan tarif listrik, pemerintah berharap target elektrifikasi bisa mencapai 99% pada tahun 2019. Saat ini rasio elektrifikasi baru mencapai 94,91%. Namun capaian ini diklaim telah melampaui target yang sebelumnya dicanangkan sebesar 92,75%. Sementara untuk tahun ini target rasio elektrifikasi nasional diharapkan mencapai 95,15%. Salah satu cara untuk meningkatkan elektrifikasi nasional dengan harga listrik yang terjangkau menurut Jonan adalah dengan membangun pembangkit listrik off grid atau diluar jaringan PLN. Untuk itu pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan adalah pembangkit yang paling cocok untuk terus dikembangkan.
Jonan meyakini potensi investasi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) masih sangat besar, karena itu pemerintah membuka pintu selebarnya bagi para investor. Beberapa sumber EBT dengan potensi energi belimpah di Tanah Air yang menunggu untuk dikembangkan misalnya panas bumi dan angin. "Perusahaan seperti International Power Supply (IPS) bisa memainkan peranan penting di sektor EBT ini," pungkas Jonan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi