JAKARTA. Beban berat roda perekonomian tahun ini akan bertambah lagi. Komisi tujuh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Selasa kemarin (10/6) memutuskan menyetujui usulan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menaikkan tarif listrik.Kenaikan tarif listrik terjadi pada enam golongan pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kenaikan tarif akan dilakukan secara bertahap dan dimulai pada 1 Juli mendatang.Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kenaikan tarif listrik ini perlu dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah mengurangi beban subsidi yang membengkak. Asal tahu, subsidi energi dalam bujet 2014 sudah mengkhawatirkan. Total pembengkakannya mencapai Rp 110,03 triliun menjadi Rp 392,13 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2014.Subsidi listrik sendiri anggarannya naik Rp 35,78 triliun menjadi Rp 107,15 triliun. Mengenai anggaran yang bisa dihemat dari kenaikan tarif listrik ini mencapai Rp 8,51 triliun.Bambang menekankan, penghematan anggaran yang didapat dari kenaikan tarif listrik bisa dialokasikan untuk memperkecil pemotongan anggaran belanja kementerian/lembaga (K/L) yang mencapai Rp 100 triliun. "Sekarang berapapun penghematannya, kalau mau mengurangi belanja K/L harus dilakukan satu per satu (usaha)," ujar Bambang, Rabu (11/6).Salah satu usahanya adalah menaikkan tarif listrik. Mengenai dampaknya kepada inflasi, Bambang mengakui akan ada tambahan inflasi sebesar 0,2%-0,3%. Meskipun mengalami kenaikan, dampaknya tidak akan signifikan karena kenaikannya tidak dilakukan sekaligus. Sekedar mengingatkan saja, ada enam subsidi golongan pelanggan yang diusulkan untuk dinaikkan. Pertama, industri I-3 non go public atawa perusahaan tidak terbuka. Kedua, rumah tangga R-2 (3.500 volt ampere sampai dengan 5.500 volt ampere).Ketiga, pemerintah P-2 (di atas 200 kilo volt ampere). Keempat, rumah tangga R-1 (2.200 volt ampere). Kelima, penerangan jalan umum P-3. Keenam, rumah tangga R-1 (1.300 volt ampere).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tarif listrik naik, tambah inflasi 0,2%-0,3%
JAKARTA. Beban berat roda perekonomian tahun ini akan bertambah lagi. Komisi tujuh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Selasa kemarin (10/6) memutuskan menyetujui usulan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menaikkan tarif listrik.Kenaikan tarif listrik terjadi pada enam golongan pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kenaikan tarif akan dilakukan secara bertahap dan dimulai pada 1 Juli mendatang.Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kenaikan tarif listrik ini perlu dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah mengurangi beban subsidi yang membengkak. Asal tahu, subsidi energi dalam bujet 2014 sudah mengkhawatirkan. Total pembengkakannya mencapai Rp 110,03 triliun menjadi Rp 392,13 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2014.Subsidi listrik sendiri anggarannya naik Rp 35,78 triliun menjadi Rp 107,15 triliun. Mengenai anggaran yang bisa dihemat dari kenaikan tarif listrik ini mencapai Rp 8,51 triliun.Bambang menekankan, penghematan anggaran yang didapat dari kenaikan tarif listrik bisa dialokasikan untuk memperkecil pemotongan anggaran belanja kementerian/lembaga (K/L) yang mencapai Rp 100 triliun. "Sekarang berapapun penghematannya, kalau mau mengurangi belanja K/L harus dilakukan satu per satu (usaha)," ujar Bambang, Rabu (11/6).Salah satu usahanya adalah menaikkan tarif listrik. Mengenai dampaknya kepada inflasi, Bambang mengakui akan ada tambahan inflasi sebesar 0,2%-0,3%. Meskipun mengalami kenaikan, dampaknya tidak akan signifikan karena kenaikannya tidak dilakukan sekaligus. Sekedar mengingatkan saja, ada enam subsidi golongan pelanggan yang diusulkan untuk dinaikkan. Pertama, industri I-3 non go public atawa perusahaan tidak terbuka. Kedua, rumah tangga R-2 (3.500 volt ampere sampai dengan 5.500 volt ampere).Ketiga, pemerintah P-2 (di atas 200 kilo volt ampere). Keempat, rumah tangga R-1 (2.200 volt ampere). Kelima, penerangan jalan umum P-3. Keenam, rumah tangga R-1 (1.300 volt ampere).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News