KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tarif ojek online (ojol) mulai naik pada Minggu (11/9) ini. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap emiten penyedia jasa transportasi online on demand PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)? Manajemen GOTO melalui Senior Vice President Corporate Affairs Gojek, Rubi W. Purnomo, mengonfirmasi kenaikan tarif tersebut. "Gojek memberlakukan perubahan tarif GoRide sesuai dengan peraturan yang berlaku efektif pada tanggal 11 September 2022," ujar Rubi kepada Kontan.co.id, Minggu (11/9). Selain itu, Rubi juga menyampaikan akan secara proaktif melakukan penyesuaian tarif bagi layanan GoCar, GoFood, GoSend, dan GoMart untuk mendorong potensi pendapatan maksimal bagi para mitra driver.
"Penyesuaian tarif ini diharapkan dapat mendukung mitra driver memenuhi biaya operasional sehari-hari. Sekaligus memastikan Gojek dan para mitra driver dapat selalu memberikan layanan terbaik bagi pelanggan,” imbuh Rubi. Baca Juga: Rekomendasi Saham Laggard yang Masih Menarik Jadi Buruan Sayangnya, Rubi belum membeberkan dampak dari kebijakan ini terhadap kinerja Gojek ke depannya. Di sisi lain, sejumlah analis punya catatan mengenai prospek kinerja dan pergerakan saham GOTO setelah kenaikan tarif ini. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat kenaikan tarif ojol berpotensi membuat margin keuntungan menjadi lebih besar, sehingga bisa mendatangkan efek positif untuk mitra driver maupun kinerja GOTO. Terlebih dalam meredam dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, ada efek negatif yang mesti diantisipasi. "Kenaikan tarif ojol bisa mengurangi volume penumpang, karena penumpang bisa beralih ke kendaraan umum atau kendaraan pribadi untuk transportasi," kata Andhika saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (11/9). Di sisi lain, pemerintah juga menurunkan besaran biaya sewa aplikasi ojek online dari 20% menjadi 15%. Kebijakan ini berdampak positif bagi driver, namun dampak terhadap Gojek perlu dicermati lebih lanjut. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, kenaikan tarif ojol merupakan bentuk adaptasi dari kenaikan harga BBM yang tidak bisa dihindari pemerintah. Namun, penerimaan konsumen akan menentukan sejauh mana dampaknya bagi GOTO. "Selama engagements antara GOTO dan user-nya tinggi, kami yakin GOTO tetap akan menjadi pilihan utama ketika menggunakannya," ujar Nico. Di samping itu, lini bisnis e-commerce GOTO lewat Tokopedia juga masih punya peluang untuk tumbuh. Meski, di tengah kondisi lonjakan harga barang seperti sekarang ini, publik akan lebih mengedepankan kebutuhan prioritasnya. Andhika juga melihat prospek apik bisnis Tokopedia seiring transisi tren belanja offline ke online yang telah berlangsung selama pandemi. Selain itu, platform e-commere sekarang ini juga akan berorientasi pada profit ketimbang "bakar duit".