JAKARTA. Deflasi yang terjadi pada Maret 2017 diperkirakan tak akan berlanjut ke bulan berikutnya. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Indeks Harga Konsumen selama April 2017 akan naik di kisaran rendah. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, musim panen yang masih berlangsung sepanjang April 2017 memungkinkan sektor bahan pangan mencatatkan deflasi. Namun di sisi harga yang diatur pemerintah atau
administered prices, inflasi sangat mungkin terjadi, akibat kenaikan tarif tenaga listrik 900 volt ampere (VA) yang terjadi Maret lalu. "April lebih mengarah ke inflasi tapi masih dalam level yang rendah," kata Dody, Kamis (20/4).
Dody masih enggan menyebutkan angka perkiraan inflasi versi BI. Yang pasti, kata dia, BI masih belum mengubah proyeksi inflasi sepanjang tahun ini. Menurut Dody, inflasi di tahun ini akan tetap berada di sasaran target 4% plus minus 1%. "Estimasi kami berada di angka tengah di kisaran tersebut," tambahnya. Catatan saja, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, penyebab utama deflasi sebesar 0,02% pada Maret lalu adalah penurunan harga sejumlah bahan makanan. Pada bulan lalu, sektor bahan pangan menyumbang deflasi 0,66%. Beberapa komoditas yang harganya turun selama Maret seperti cabai merah, beras, cabai rawit, ikan segar, telur ayam ras, dan bawang putih. Penurunan harga pangan itu mengompensasi kenaikan tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM) pada Maret 2017. Untuk April 2017, masih ada harga beberapa bahan makanan yang harganya turun. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, harga cabai merah keriting di awal April Rp 33.170 per kilogram (kg) dan turun ke Rp 28.610 per kg pada 21 April 2017. Sedangkan harga bawah merah di awal April 2017 tercatat Rp 35.050 per kg dan turun menjadi Rp 33.340 per kg di 21 April 2017. Dari sisi
administered prices, sebelumnya Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo memperkirakan kenaikan tarif listrik di Maret akan berdampak signifikan di bulan ini.
Bahkan, dampaknya bisa lebih besar daripada dampaknya di Maret karena jumlah pelanggan yang merasakan kenaikan tarif listrik bakal lebih besar lagi, yaitu 17% dari total pelanggan. Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi bilang, penurunan harga pangan masih terjadi di bulan ini. Terutama, komoditas beras lantaran musim panen. Ia juga menyebut, tekanan inflasi yang berasal dari kenaikan tarif taksi online tidak berdampak signifikan. Di sisi lain, kata Eric, masih ada tekanan inflasi dari kenaikan
administered prices, meski tekanannya berkurang. "Sehingga saya perkirakan akan ada deflasi 0,04% di April 2017 secara bulanan (
month to month). Bila dihitung tahunan akan terjadi inflasi 4% di April 2017," tutur dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto