Tarik investor asing, China segera dirikan bursa efek di Beijing



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Demi menarik investor asing, pemerintah China berencana mendirikan bursa efek di Beijing. Rencananya, regulator sekuritas China akan memajukan kerjasama lintas batas untuk mengatur perusahaan China yang terdaftar di bursa luar negeri.

Dilansir dari Reuters, Selasa (7/9), pemerintah beralasan pendirian pasar modal tersebut untuk mengantisipasi rencana Amerika Serikat (AS) untuk menekan emiten China yang tidak patuh terhadap peraturan di sana. 

“Keterbukaan dan kerjasama adalah tren yang tak terhindarkan dalam pengembangan terintegrasi di pasar modal global,” kata Ketua Komisi Regulasi Sekuritas (CSRC) Yi Huuiman.


Untuk saat ini, China masih mempelajari langkah lanjut, termasuk memperluas cakupan skema koneksi saham yang menghubungkan China dan Hong Kong. Hal ini akan  meningkatkan program Shanghai-London Stock Connect. 

Baca Juga: Produsen Chip Global Ekspansi Membangun Pabrik Baru

Wakil ketua CSRC Fang Xinghai mengungkapkan, China akan memperluas saluran modal asing untuk berinvestasi di pasar sekuritas dan pasar masa depan China. Selanjutnya memfasilitasi penerbitan obligasi China dengan denominasi yuan oleh lembaga asing.

Selain itu, China juga akan meningkatkan aturan pencatatan domestik untuk entitas luar negeri, serta peraturan tentang pencatatan perusahaan China di luar negeri. Pihaknya berjanji untuk menjaga status Hong Kong sebagai pusat keuangan global.

"Beijing mendukung pencatatan perusahaan domestik di Hong Kong," ungkap Fang. 

Sementara itu, CNN menyebut, pendirian bursa itu akan memberi pengaruh lebih besar kepada ibu kota dan pusat politik negara untuk dunia bisnis maupun keuangan.

China sudah memiliki dua bursa saham yang berlokasi di Shanghai dan Shenzhen, jauh dari wilayah Beijing. Bursa Efek Shanghai, yang didirikan pada tahun 1990, menampung sebagian besar perusahaan besar, termasuk perusahaan milik negara, bank, dan perusahaan energi. 

Sementara, Bursa Efek Shenzhen memiliki proporsi dari emiten perusahaan teknologi dan perusahaan kecil atau menengah yang lebih besar.

Ada juga Bursa Efek Hong Kong, tetapi tunduk pada sistem hukum dan peraturannya sendiri dan bebas dari kontrol modal Beijing.

Langkah ini dilakukan ketika tindakan keras pemerintah China terhadap perusahaan swasta besar semakin intensif. Beijing telah bekerja selama hampir satu tahun untuk mengendalikan kekuatan dan pengaruh mereka.

Langkah ini diumumkan ketika perusahaan China menghadapi rintangan terhadap peraturan pasar modal di Amerika. Otoritas China juga semakin kesal dengan perusahaan teknologi yang go public di luar negeri karena kekhawatiran tentang apakah mereka dapat memberikan akses kepada pemerintah asing ke data pengguna yang sensitif. 

Sementara itu, regulator AS telah meningkatkan pengawasan terhadap IPO China dan membutuhkan pengungkapan yang lebih ketat tentang potensi risiko. Pendirian bursa efek tersebut merupakan langkah kedua Presiden China Xi Jinping di sektor pasar saham. 

Pada tahun 2018, ketika perang perdagangan AS-China berkecamuk, ia meluncurkan dewan yang berfokus pada teknologi untuk perusahaan rintisan di Shanghai Stock Exchange. Hal ini dimaksudnya agar investasi perusahaan teknologi tinggi China bisa bersaing dengan barat. 

Selanjutnya: China bakal lebih membuka pasar modal untuk investor asing

Editor: Herlina Kartika Dewi