Tarik-menarik, pasangan GBP/JPY diprediksi masih akan bergerak sideways



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat mengalami penguatan pada awal pekan ini, pasangan GBP/JPY cenderung bergerak sideways dalam beberapa hari terakhir. Bahkan diperkirakan tren ini akan berlanjut hingga akhir pekan ini.

Pada perdagangan Kamis (6/2), GBP terpantau melemah 0,21% ke level 142,758 terhadap JPY. Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu menilai pelemahan ini dipengaruhi kondisi Inggris yang kurang stabil dan cukup beragam.

“Pasangan ini tampaknya tengah berjuang antara permainan politik Inggris yang suram, ekonomi Inggris yang membaik, dan sentimen risiko pasar,” ujar Ady kepada Kontan.co.id, Kamis (6/2).


Baca Juga: Pasangan EUR/GBP menguat berkat faktor teknikal

Politik Inggris sendiri tengah berada pada fase transisi setelah resmi keluar dari Uni Eropa. Salah satu yang dinilai Ady cukup memberatkan adalah sikap Uni Eropa yang tidak menghargai pemikiran Inggris untuk unggul dalam pembicaraan perdagangan mendatang.

“Kalau dari segi ekonomi, indeks manajer pembelian (PMI) Layanan Inggris untuk Januari justru melebihi perkiraan. Hasilnya 53,9 sementara perkiraannya sebesar 52,9, ini menjadi opsi yang bisa menghadang penurunan suku bunga Bank Sentral Inggris (BoE),” tambah Ady.

Sementara sentimen yang menyelimuti JPY justru mengacu dari sentimen global, seperti virus corona, serta data non-farm payroll (NFP) Amerika besok ditengarai bisa menjadi turbulensi pada perdagangan besok.

Baca Juga: GBP/USD melemah karena Inggris tengah masuk fase transisi pasca brexit

Ady memproyeksikan, besok pasangan GBP/JPY masih akan bergerak sideways. Sebab dari segi teknikal, terpantau RSI masih berada di atas level 50, namun dengan indikasi mendatar yang berarti akan terjadi konsolidasi untuk beberapa waktu. Sementara MA 200 untuk sementara waktu akan menjadi support.

Oleh sebab itu Ady merekomendasikan untuk Buy pasangan ini dengan level resistance berada di 143,250; 143,750 sementara level support berada di 141,750; 141,250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto