Tarik ulur pembatasan BBM karena opsi BBG



JAKARTA. Rencana pembatasan konsumsi BBM bersubsidi pada 1 April nanti masih tarik ulur. Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Bambang Brodjonegoro menilai pemicunya lantaran muncul opsi pemakaian bahan bakar gas (BBG).Menurutnya, opsi BBG muncul untuk memberikan peluang bagi pemilik mobil jika memang tidak mampu membeli BBM non subsidi. "Kalau dari nol baru muncul bulan Januari, ya semua orang bilang nggak siap. Tapi, jangan sampai faktor tambahan yang enggak siap ini menggagalkan semua," ujar Bambang, Rabu (1/2).Bambang mengatakan, BBG itu merupakan upaya jangka panjang yang seharusnya berjalan terus menerus tanpa perlu memperhatikan ada atau tidak maupun tinggi atau rendahnya subsidi BBM. Makanya, kata dia, semestinya sejak dulu angkutan umum memakai BBG tanpa harus melihat harga premium.Kini, dia bilang, masyarakat menganggap penerapan BBG ini mendadak, padahal tidak seperti itu. "Itu adalah kebijakan lama yang tidak dijalankan," ujar Bambang.Sekadar info, saat ini sedang bergulir program converter kit alias alat pengalih BBM menjadi BBG yang dipasang pada mobil. Adapun jenis BBG yang bakal menjadi asupan untuk mobil adalah CNG atau compressed natural gas dan Liquefied Gas for Vehicles atau LGV.Bambang menambahkan, hasil penghematan anggaran dari pembatasan konsumsi BBM subsidi tidak bisa dilihat dalam tahun ini saja. Sebab, program ini tidak hanya bergulir tahun 2012 saja.Selanjutnya, tahun depan cakupan wilayahnya akan lebih luas dan berlaku setahun penuh. Bambang bilang, pembatasan lebih baik untuk mengelola konsumsi BBM subsidi ketimbang menaikan harga.Pasalnya, konsumsi BBM subsidi tetap saja bisa melewati kuota. "Bedanya uang pemerintah menjadi tidak lebih berat, tapi orang akan tetap beli dan volumenya akan melewati dari yang diperkirakan," imbuh Bambang.Pemerintah mencatat pembatasan BBM subsidi bisa menghemat sekitar 5,8 juta kiloliter dari total kuota 37,5 kiloliter BBM subsidi tahun ini. Sedangkan untuk pemakaian BBG jenis CNG pada kendaraan umum akan menghemat kuota 0,18 juta kiloliter dan LGV menghemat jatah 0,23 juta kiloliter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test