Taspen akan tambah saham di Bank Kesejahteraan



JAKARTA. Perusahaan asuransi tabungan hari tua dan dana pensiun, PT Taspen (Persero) akan meningkatkan kepemilikan saham di PT Bank Kesejahteraan Ekonomi menjadi 20% dari kepemilikan saat ini sebanyak 12,49%.

"Peningkatan jumlah saham sebesar 7,51% tersebut setara dengan nilai Rp 63 miliar. Taspen akan menjadi mayoritas," kata Dirut Taspen Iqbal Latantro di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (14/1).

Menurut Iqbal, saat ini pihaknya sedang meminta izin kepada Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Taspen.


"Kajian sudah hampir selesai, kemudian tinggal meminta persetujuan dari pemegang saham Otoritas Jasa Keuangan," ujarnya.

Diharapkan dalam dua pekan ke depan izin sudah diperoleh sehingga eksekusi peningkatan saham di Bank Kesejahteraan dapat dilakukan paling lambat Februari 2015.

"Kami sebagai pendiri mendapat semacam privilage untuk meningkatkan kepemilikan saham demi mengembangkan Bank Kesejahteraan," ujarnya.

Selain Taspen, pemilik saham mayoritas Bank Kesejahteraan Ekonomi adalah Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP-RI) 58,43%, PT Recapital Advisore 24,77%, Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Raharja 1,81%, Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia 1,57%, dan Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi 0,93%.

Iqbal menuturkan peningkatan saham di Bank Kesejahteraan merupakan bagian dari ekspansi bisnis Taspen.

Di sektor jasa keuangan Taspen mendirikan anak usaha PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life), Bank Mantap perusahaan patungan antara Taspen, Bank Mandiri dan PT Pos Indonesia.

Sedangkan pada sektor rill, Taspen juga masuk pada bisnis properti, jalan tol, dan perusahaan jasa penilai.

Sesuai dengan undang-undang, Taspen dimungkinkan mengalokasikan dana kelolaan hingga 20 persen untuk investasi ke sektor-sektor tertentu.

"Investasi di sektor riil dan jasa keuangan diperbolehkan terutama usaha yang memiliki underlying asset," katanya.

Pada tahun 2015 Taspen menargetkan dana kelolaan mencapai Rp 130 triliun, meningkat dari tahun 2014 yang diproyeksikan berkisar Rp 120 triliun.

Saat yang sama imbal hasil dana kelolaan mencapai sekitar Rp 10,6 triliun naik dari 2014 sekitar Rp 10,4 triliun. (Royke Sinaga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia