Taspen Masih Menanti Pemerintah Menepati Komitmen Fully Funded



JAKARTA. PT Taspen masih menanti pembayaran iuran pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jika sesuai dengan ekspektasi Taspen, pemerintah akan mencairkan dana tersebut pada awal bulan ini. "Kami masih menunggu proses pemberesan administrasi. Kami maklum pemerintah baru tiga hari kerja," kata Faisal Rachman, Corporate Secretary Taspen, kemarin (7/1). Taspen sudah menerima komitmen pemerintah untuk memberlakukan metode fully funded alias melunasi iuran pensiun di depan, mulai tahun ini. Namun Taspen masih belum mendapatkan kejelasan mengenai kapan dan berapa besar dana yang akan diberikan pemerintah. "Memang proses realisasi pencairan dana tidak mudah. Departemen Keuangan yang seharusnya memberi keterangan tentang pembayaran," kata Faisal. Sekadar informasi, jumlah pensiunan PNS hingga awal tahun 2009 mencapai lebih dari dua juta orang. Gaji pensiunan tahun ini diperkirakan naik mengikuti kenaikan gaji PNS aktif sebesar 16%. "Tapi kenaikan gaji pensiunan masih dalam hitungan," kata Faisal. Sedangkan iuran pensiun PNS adalah sebanyak 4,75% dan tabungan hari tua (THT) sebesar 3,25%. Iuran dan THT itu dihitung berdasarkan take home pay atau gaji pokok plus tunjangan keluarga. Setiap bulan Taspen, membayar pensiun senilai Rp 40,8 triliun. Sementara pendapatan premi Taspen yang sudah diperoleh hingga akhir tahun 2008 sebanyak Rp 3 triliun. Tahun lalu, pendapatan investasi Taspen mencapai Rp 2,2 triliun. Berarti, pencapaian pendapatan sesuai dengan target yang dipasang. Setelah target tahun lalu berhasil tercapai, pengelola Taspen berniat menaikkan target pendapatan di tahun ini. Target tahun ini adalah pendapatan premi sebesar Rp 3,5 triliun dan pendapatan investasi senilai Rp 2,8 triliun. Untuk mencapai target tersebut, Taspen berniat mendata ulang jumlah pensiunan PNS. Pendataan ini akan dilakukan bersama dengan pemerintah daerah (Pemda). Tujuan pendataan ulang adalah memastikan pembiayaan iuran pensiun lebih tepat waktu dan tepat guna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie