Taspen siap menjual saham Taspen Life



JAKARTA. Belum genap setahun mendirikan PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life), PT Taspen sudah berniat mendivestasi anak usaha itu. Taspen beralasan, modal yang mereka tanamkan di Taspen Life merupakan dana kelolaan dari pegawai negeri sipil.

Direktur Utama Taspen Iqbal Lantaro mengatakan, Taspen perlu mencari mitra strategis yang bisa mengambil alih sebagian saham di Taspen Life. Tapi, ia enggan menyebut waktu divestasi tersebut.

Yang pasti, menurut Iqbal, jumlah saham yang dilepas lumayan besar. Tapi, Taspen ingin tetap menjadi pemegang saham mayoritas di Taspen Life. "Kami terbuka terhadap siapapun yang mau masuk, tapi kami ingin memegang minimal 60%," kata Iqbal.


Sejumlah perusahaan sudah mendekati Taspen sejak beberapa bulan terakhir. Di antaranya dari tiga perusahaan domestik dan dua perusahaan asing masing-masing dari Jepang dan Korea Selatan.

Dengan prospek asuransi jiwa yang terbilang cerah, ia menilai wajar melihat banyak calon investor yang berlomba-lomba untuk mencicipi bisnis ini. Dus, upaya menggandeng mitra baru pun dinilai tak akan banyak makan waktu.

Sebagai informasi, saat ini Taspen masih memegang 99,97% saham di Taspen Life. Sementara sisanya dipegang Koperasi Karyawan Taspen.

Direktur Utama Taspen Life Maryoso Sumaryono enggan bicara banyak soal rencana tersebut. Bila Taspen bisa menarik mitra-mitra strategis, tentu bisa membantu Taspen Life mengembangkan perusahaan lebih luas lagi.

Selain bersiap mengurangi kepemilikan saham, Taspen juga mulai mengalihkan portofolio pengelolaan program Tabungan Hari Tua (THT) non PNS kepada Taspen Life. Di tahap awal, program THT yang dialihkan berasal dari pengelolan dari sepuluh BUMN dan satu BUMD.

Kesebelas perusahaan tersebut adalah PT Inhutani I, PT Inhutani II, Perum Perhutani, PT Pelabuhan Indonesia III, PT Pelabuhan Indonesia IV, PT Bukit Asam, dan PT Pegadaian. Lalu Perum Damri, Perum Bulog, PD Pasir Putih, dan PT Taspen. Beberapa perusahaan milik pemerintah lain bakal menyusul.  "Total nilai yang dialihkan mencapai Rp 2,1 triliun," kata Iqbal.

Tumbuh 20%

Meski berstatus sebagai pemain baru, Taspen Life optimistis, bisa bersaing di bisnis asuransi jiwa. Taspen Life menargetkan pertumbuhan premi 20%. "Tahun lalu premi kami mencapai Rp 132 miliar," kata Maryoso.

Maryoso mengatakan, Taspen Life mematok target laba bersih kisaran Rp 30 miliar. Nilai ini melonjak dari realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 12,4 miliar.

Taspen Life masih mengandalkan pasar asuransi kumpulan untuk meraup premi, dengan mengandalkan lima produk, yaitu Taspen Group Endowment, Taspen Group Whole Life, Taspen Group Annuity, Taspen Save, dan Taspen Credit Life.

Ia mengakui, Taspen Life masih punya ruang menggenjot klien  dan untuk meningkatkan kinerja. Pasalnya hingga akhir tahun lalu rasio risk based capital (RBC) Taspen Life masih sebesar 1.520%. "Ke depan, rasio RBC akan dijaga minimal di kisaran 200%," imbuh Maryoso.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie