JAKARTA. PT Taspen (Persero) membukukan pertumbuhan hasil investasi sekitar 15% (unaudited), sepanjang tahun 2014. Dari sisi nilai, hasil investasi program tabungan hari tua mencapai Rp 4,9 triliun. Sedangkan hasil investasi dari program pensiun mencapai Rp 5,8 triliun.
Pertumbuhan hasil investasi itu berasal dari pengelolaan dana investasi sebesar Rp 120 triliun. Perusahaan asuransi pelat merah tersebut memisahkan dana program tabungan hari tua dengan program pensiun.
Portofolio investasi PT Taspen tersebar ke berbagai macam instrumen keuangan. Sebanyak 62,05% dari total dana kelolaan program tabungan hari tua, mereka tempatkan di obligasi. Lalu, sebanyak 15,5% diputar di produk deposito bank. Terakhir, sebesar 13,45% dari dana kelolaan program hari tua itu, dibiakkan di instrumen saham. Obligasi juga mendominasi dana kelolaan program pensiun dengan porsi mencapai 54,8%. Disusul deposito sebanyak 33,5%, dan sisanya diputar di instrumen sukuk sebanyak 11,5% dari dana kelolaan.
"Pertumbuhan hasil investasi ditopang oleh pengembangan dari hasil investasi di keranjang deposito, realisasi penjualan saham dan capital gain," tutur Iman Firmansyah, Direktur Investasi Taspen kepada KONTAN, Senin (26/1).
Taspen optimistis, kinerja investasi dana kelolaan mereka akan berlanjut pada tahun kambing kayu ini. Dasar pemikiran Iman adalah harga minyak yang turun dan dia nilai mampu meredakan inflasi, memberikan sinyal positif bagi pasar modal.
Taspen menargetkan imbal hasil program tabungan hari tua dan program pensiun yang mereka kelola mencapai kisaran 17%, tahun ini. Manajemen Taspen sudah menyiapkan strategi khusus yakni strategi aset alokasi. Untuk program tabungan hari tua, porsi saham akan mereka perbesar menjadi 19% dari dana kelolaan. Sedangkan obligasi masih dominan dengan porsi 67,8%. Adapun porsi deposito menyusun menjadi 9,5%.
Untuk program pensiun, Taspen tidak banyak mengubah strategi pengelolaan dana. Porsi obligasi akan mereka jaga di kisaran 59% - 60%, meningkat dari porsi tahun lalu sebanyak kurang lebih 54,8%. Adapun porsi sukuk dan deposito menjadi susut sedikit, masing-masing 10,6% dan 30% dari dana kelolaan.
"Kami melakukan flexible asset allocation. Artinya, kami terus mengkaji apakah strategi investasi yang diterapkan memberikan hasil maksimal, kalau tidak ya kami ganti. Ini kami lakukan tiga bulanan," terang Iman.
Asal tahu saja, perusahaan asuransi khusus yang khusus melayani aparatur negara tersebut menargetkan mengelola dana investasi sebesar Rp 145,9 triliun hingga akhir tahun nanti.