KONTAN.CO.ID - Sholat Tahajud merupakan salah satu sholat sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakannya sesuai dengan anjuran Rasulullah. Sholat Tahajud dilaksanakan pada malam hari setelah salat wajib Isya hingga sebelum masuk waktu Subuh. Bersumber dari situs Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Waktu yang paling utama atau baik untuk melaksanakan salat tahajud adalah pada sepertiga akhir malam, didasarkan pada Hadits Riwayat Muslim, at-Tirmidzi dan Ibnu Majjah.
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya Fajar Gandung Panjalu, menjelaskan salat Tahajud disebut juga sebagai shalat Lail atau Qiyamullail karena pelaksanaannya dilakukan pada malam hari. Selain itu, salat Tahajud juga disebut sholat Witr karena dilaksanakan dengan jumlah rakaat ganjil. Salat sunnah ini dapat dilakukan secara sendirian, serta boleh pula dilaksanakan secara berjamaah.
Baca Juga: BUMN Virama Karya Buka Lowongan Kerja Terbaru 2022, Banyak Posisi Dibuka Sebelum melakukan sholat Tahajud, bisa diawali dengan melakukan shalat pembuka yang ringan (shalat iftitah), yaitu shalat dua rakaat dengan membaca Al Fatihah saja dalam setiap rakaatnya, tanpa membaca surat pendek sebagaimana biasanya dalam shalat. "Adapun bacaan pada gerakan shalat yang lain (Ruku’, I’tidal, Sujud, dll) tetap dilakukan sebagaimana biasa,” tutur Gandung seperti dikutip dari situs UM Surabaya.
Tata cara sholat Tahajud sesuai anjuran Rasulullah
Gandung menjelaskan, dalam melaksanakan Shalat Tahajud, Rasulullah melaksanakan dengan beberapa cara diantaranya: 1. Formasi raka'at 4-4-3 yakni dengan 4 raka’at tanpa tasyahud awal pada rakaat kedua, dilanjut dengan 4 raka’at tanpa tasyahud awal pada raka’at kedua, lalu ditutup dengan 3 raka’at tanpa tasyahud awal pada raka’at kedua. 2. Formasi 2-2-2-2-2-1, yakni lima kali shalat dua raka’at dan ditutup dengan satu rakaat. "Kedua formasi tersebut menghasilkan jumlah raka’at yang sama, yakni sejumlah 11 raka’at. Apabila ditambahkan dengan shalat iftitah maka terhitung 13 raka’at,” tambahnya. Menurutnya salah satu di antara hikmah sholat Tahajud dapat ditemukan dalam Q.S Al-Isra’ ayat 79, dimana Shalat Tahajud diharapkan dapat menjadi sarana naiknya derajat kita di hadapan Allah kepada derajat yang lebih baik (maqoman mahmudan).
Baca Juga: 20 Kampus yang Punya Jurusan Ilmu Komputer Terbaik di Indonesia Versi SIR 2022 Karena hikmah yang besar, seorang Muslim dianjurkan untuk membiasakan diri bangun pada akhir malam untuk melaksanakan salat Tahajud. “Namun demikian, apabila seorang muslim khawatir tidak dapat bangun pada sepertiga malam terakhir, ia dapat melaksanakan setelah shalat isya, sebelum menuju pembaringan untuk beristirahat,” jelas Gandung. Dia menerangkan dalam suatu hadist “jika seseorang setelah melakukan shalat witir usai shalat isya kemudian ia tidur lalu terbangun lagi pada akhir malam, ia tidak perlu mengulangi sholat-nya, didasarkan pada hadits Rasulullah yang menyebutkan “Tidak ada dua witir dalam satu malam” (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News