JAKARTA. PT Tata Disantara akan segera merealisasikan pembangunan proyek perkantoran premium di Blok M. Bernama Menara Sentraya, anak usaha A Latief Corporation, ini menargetkan penyelesaian proyek ini pada April 2014 nanti. Menara Sentraya adalah proyek kerjasama Tata Disantara dengan PT Pasaraya International Hedonisarana. Berlokasi di Jalan Iskandarsyah II, Blok M, Jakarta Selatan, menara ini menempati lahan seluas 8.605 m2. Terdiri dari 36 lantai, Menara Sentraya akan memiliki luas total 133.750 m2 termasuk lahan parkir. Dari seluruh area itu, yang ditujukan untuk kantor premium mencapai 52.072 m2 plus tiga lantai ritel seluas 6.698 m2. "Tarif sewa belum ditentukan," ujar Chief Executive Officer (CEO) Tata Disantara, Ahmad Dipoditiro usai peletakan batu pertama atau groundbreaking Menara Sentraya, Rabu (18/4).
Tata Disantara menyiapkan anggaran investasi senilai US$ 90 juta untuk pembangunan proyek ini. Menurut Ahmad, salah satu sumber pendanaan berasal dari pinjaman dari Bank Bukopin. Bangun hotel Menara Sentraya adalah pilot proyek Tata Disantara. Perusahaan ini akan terus berekspansi di Blok M setelah menyelesaikan proyek Menara Sentraya. Ahmad bilang, perusahaanya sudah berencana melakukan pengembangan tahap kedua Menara Sentraya. "Kemungkinan kami akan bangun hotel," katanya. Dia menambahkan, hotel menjadi pilihan perusahaan walaupun di wilayah Blok M sudah banyak berdiri hotel. Untuk menarik pasar, Tata Disantara akan membangun hotel dengan pasar high end. Perusahaan properti ini berencana merobohkan bangunan lain di Pasaraya Blok M untuk mendapatkan lahan seluas 2,6 ha. Sama halnya dengan Menara Sentraya yang dibangun di bekas area parkir Pasaraya. Walau berencana membangun hotel high end, Ahmad tidak menutup kemungkinan perusahaannya membangun perkantoran lagi di lokasi yang sama. "Kalau permintaan kantor masih tinggi, kami bangun kantor," katanya. Pasokan ruang kantor memang diprediksi bakal terus meningkat tahun ini. Leads Property, konsultan pemasaran Menara Sentraya, memprediksi pasokan kantor di Jakarta hingga 2014 akan mencapai 7,82 juta m2. Tidak hanya di segitiga emas, pasokan kantor juga akan tumbuh di luar wilayah Jalan Sudirman, Jalan Rasuna Said, dan Gatot Subroto tersebut. Perkantoran di luar wilayah segitiga emas Jakarta akan menjadi pilihan perusahaan untuk menghindari masalah transportasi seperti kemacetan dan 3 in 1. "Target kami adalah perusahaan lokal maupun multinasional," ujar Igam Savitri, Head of Office Services Leads Property. Menurutnya, dibanding daerah lain, Jakarta Selatan tetap menjadi favorit perusahaan. Sementara pertumbuhan permintaan kantor menurut Igam mencapai 15%, pasokannya hanya tumbuh 10% dalam lima tahun terakhir. Selain dijual strata title dan disewakan, Menara Sentraya juga akan dipakai Tata sendiri.
Ditargetkan selesai April 2014, menara ini akan melakukan topping off setahun lagi. Saat ini penjualan unit perkantoran premium ini diharapkan sudah mencapai 30%-40%. Sebab, menurut Igam, saat ini sudah ada beberapa calon investor yang berminat. Sebagai kantor premium, Menara Sentraya dijual dengan harga kurang lebih sama dengan kantor di CBD, mulai Rp 30 juta per m2. Walau dijual dengan harga cukup mahal, Igam yakin produknya akan laris manis. Sebab, perusahaan ini telah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung seperti landasan pendaratan helikopter alias helipad di bagian atap. Selain itu, perkantoran ini juga didesain sebagai proyek mixed use karena terhubung dengan Pasaraya Blok M. Menurut Igam, Blok M selain sudah jadi salah satu ikon pusat belanja Jakarta juga tidak jauh dari central business district (CBD). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie