Tata Steel Incar Proyek Listrik dan Batubara Indonesia



JAKARTA. TATA Steel Limited, kelompok bisnis perusahaan raksasa India Tata Group, agaknya masih penasaran investasi di Indonesia. Setelah nasib akuisisi PT Krakatau Steel tak jelas lantaran buruannya memilih melakukan penawaran saham perdana alias initialing public offering (IPO), kini Tata Steel mengincar proyek lain. Antara lain listrik, baja, dan batubara.

Oo Soon Hee, Director South East Asia TATA Steel Limited menegaskan niat investasi di tiga sektor tersebut usai menemui Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Istana Wapres, di Jakarta, hari ini (21/8).

Sayang, perusahaan terbesar keenam dunia dengan kapasitas produksi baja mentah sebesar 28 juta ton ini belum mau menguraikan berapa besar modal yang akan mereka tanamkan di Indonesia tersebut. "Masih terlalu dini untuk menyebutkan itu," kata Hee.


Yang terang, menurut Hee, dalam pertemuan dengan Jusuf Kalla, Hee mengutarakan niatnya kepada Wapres untuk mencari berbagai peluang bisnis di Indonesia. "Pak Wapres memberikan nasihat yang berharga bagi kami tentang peluang bisnis di sini," katanya.

Hee mengaku, sebetulnya TATA Steel masih berminat berinvestasi di Krakatau Steel. Dia mengklaim, niatnya tersebut untuk memajukan industri baja Indonesia.

Sekadar kilas balik, TATA Steel merupakan salah satu perusahaan asing yang berniat membeli Krakatau Steel melalui kerjasama strategic partner.

Selain TATA, ada empat investor baja raksasa lainnya yang berniat mengakuisisi Krakatau Steel. Mereka adalah Arcelor Mittal Steel asal Luksemburg, PT Blue Scope Steel dari Australia, Pohan Iron &SteelCo (Posco) asal Korea, dan Essar Steel Limited dari India. Sayang, Krakatau Steel memilih IPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie