KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen genteng metal dan atap baja ringan, Tatalogam Lestari akan terus melakukan ekspansi bisnis tahun 2018 dengan menambah kapasitas produksi. Hal ini sejalan dengan penguasaan market share perusahaan yang terus meningkat. Tahun ini, Tatalogam Lestari berencana menambah kapasitas produksi sekitar 15.000 ton hingga 20.000 ton. Sedankan kapasitas produksi pabrik hingga akhir tahun 2017 tercatat sebanyak 100.000 ton. Guna mencapai target tersebut, Tatalogam akan menambah ruang produksi atau pabrik kecil di dua kota yaitu Purwokerto dan Kudus, Jawa Tengah. "Kedua pabrik ini nantinya akan khusus memproduksi galvanis dan galvanum (jenis pelapis baja)." kata Wilani Wihardjono, Direktur Keuangan Tatalogam Letari, Rabu (20/2).
Saat ini, Tatalogam Lestari memproduksi genteng metal dan atap baja ringan di lima pabrik besar di mana empat pabrik berlokasi di Cikarang dan satu pabrik lagi di Cibitung. Selain itu, perusahaan juga memiliki pabrik kecil yang berlokasi di 22 lokasi. Sehingga dengan penambahan dua pabrik lagi tahun ini maka pabrik kecil tersebut akan jadi 24 unit tahun ini. Wilani mengatakan, market share Tatalogam saat ini sudah lebih dari 50%. Hal itu terbukti dari berhasilnya perusahaan mendapatkan penghargaan Top Brand Award 2018. Ini adalah penghargaan yang ketujuh kalinya diraih Tatalogam Lestari. "Kalau dapat Top Brand Award, market share-nya sudah di atas 50%,"ujarnya. Pasar terbesar Tatalogam ada di Kalimantan yang berkontribusi sebesar 35% dan kemudian disusul dengan Sumatera. Lani bilang, produk Tatalogam saat ini dipasarkan lewat 5.000 toko yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, 25 roofmart. Perusahaan juga memiliki 177 distributor. Beberapa produk Tatalogam antara lain Multi Roof, Sakura Roof, dan Surya Roof untuk genteng metal. Selanjutnya, ada merek Taso untuk rangka atap baja ringan, Purlin berupa rangka metal galvanis, Sakura DX berupa pelat baja untuk untuk cor lantai, dan Praktis berupa kolom metal instan. Tahun ini, Tatalogam optimistis bisa terus bisa mencatatkan pertumbuhan seperti tahun-tahun sebelumnya sejalan dengan inovasi-inovasi yang dilakukan dalam menciptakan produk-produknya. Perusahaan menargetkan penjualan sekitar 15%-20% di 2018. Hanya saja, Wilani tidak bersedia menyebutkan nilai penjualan mereka tahun 2017. Kendati begitu, Tatalogam tetap masih menghadapi beberapa tantangan saat ini. Menurut Wilani, tantangan utamanya adalah maraknya produk-produk palsu yang beredar di pasar dengan memakai merek milik Tatalogam terutama untuk merek Taso. “Kasus pemalsuan merek TASO ini selain merugikan kami, konsumen pun dirugikan dengan barang yang palsu dan bisa membahayakan. Di sisi lain, negara kehilangan pajak yang besar dari pemalsuan merek ini“ ungkap Wilani.
Dia bilang, ada beberapa modus pemalsuan yang dilakukan. Misalnya merek TASO digunakan untuk barang yang sejenis dengan merek TASO asli, yakni baja ringan kanal C atau mencantumkan nama merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek TASO. Baja ringan TASO yang asli, terbuat dari bahan baku pilihan Hi Ten 550 dengan tebal lapisan anti karat AZ 100 sesuai spesifikasi standar SNI, sehingga terjamin kuat dan aman. "Ada cara mudah untuk memastikan keaslian produk TASO, yaitu TASO yang asli terdapat Printing Miring “SiMANTAP TASO” dan cap TASO pada produknya."kata Wilani. Selain melakukan langkah hukum dalam menghadapi pemalsuan merek ini, Tatalogam juga tidak kenal lelah dalam mengedukasi konsumen tentang produk TASO yang asli, menyelenggarakan pelatihan kepada aplikator dan tenaga pemasang baja ringan, dan memperkuat down stream market untuk end user. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sofyan Hidayat