Tawaran agen lampu terapi



Lampu terapi garam, yang konon dari pegunungan Himalaya, sedang naik pamor, khususnya para penderita insomnia. Klaim yang beredar, lampu dari bongkahan kristal garam yang terbentuk di dasar laut jutaan tahun lampau dan ditambang dari kaki pegunungan Himalaya ini dipercaya bisa menggugah rasa kantuk.

Selain insomnia, kabarnya lampu ini juga bisa mengurangi serangan asma, dan mengurangi dengkur saat tidur. Berbagai manfaat itu didapat lantaran lampu lampu ini menghasilkan ion negatif yang dapat menetralisir udara akibat penggunaan alat-alat elektronik, seperti telepon genggam, televisi, dan komputer.

Salah seorang penjual lampu ini adalah Marsudi di Depok, Jawa Barat. Pedagang lampu ini mengklaim menangguk omzet jutaan rupiah dari penjualan lampu ini karena pesanan datang dari seluruh Indonesia.


Harga lampu yang dijual Marsudi berbeda-beda, tergantung ukuran. Untuk lampu garam berukuran 2 kilogram (kg) dibanderol Rp 350.000, ukuran 3 kg Rp 450.000, ukuran 5 kg Rp 650.000, dan ukuran 10 kg seharga Rp 1,3 juta. Dalam sebulan, ia bisa menjual sebanyak 50 lampu dengan berbagai ukuran. "Sebagian besar yang terjual ukuran 3 kg," ujarnya.

Ia mengaku, meraup omzet rata-rata Rp 100 juta per bulan, dengan profit mencapai 20%. Produk lampu ini dibeli langsung dari para pemasok yang mendatangkan produk ini dari Pegunungan Himalaya. Saat ini, Marsudi membuka tawaran menjadi agen usaha lampu terapi garam dari Himalaya.

Dengan menyediakan biaya Rp 20 juta, agen sudah bisa mendapatkan lampu terapi garam Himalaya senilai uang tersebut. Saat ini, Marsudi sudah memiliki beberapa distributor atau agen di daerah Bekasi dan Bandung.

Dia menyarankan, agen untuk menawarkan lampu ini ke tempat-tempat perawatan kesehatan, spa, atau hotel-hotel yang mengutamakan kesehatan. Selain itu, setiap rumah tangga juga baik menggunakan lampu ini jika mengalami gangguan susah tidur, mendengkur, atau hipertensi.

Produk ini berbentuk lampu biasa dengan menggunakan listrik. Namun penutupnya terbuat dari garam yang berasal dari Himalaya. Garam ini jika terkena panas peralahan-lahan menguap. "Lampu terus menyusut dan tahan enam tahun," ujar Marsudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri