Tawaran bunga murah kredit rumah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan kredit konsumer khususnya kredit pemilikan rumah (KPR) tahun ini naga-naganya bakal sengit. Hal tersebut tergambar dari rencana sejumlah bank besar yang menawarkan suku bunga KPR rendah.

Dari segmen kredit konsumer, bisnis KPR termasuk yang ketat. "Diprediksi persaingan suku bunga kredit pada tahun ini akan makin agresif," ujar Kartika Wirjoatmdjo, Direktur Utama Bank Mandiri, Selasa (6/2).

Untuk suku bunga KPR, Bank Mandiri tahun lalu menetapkan sebesar 6,65%. Pada awal tahun ini, Bank Mandiri akan menggunting bunga tersebut menjadi di bawah 6% fix rate 2 tahun.


Darmawan Junaidi, Direktur Treasury Bank Mandiri menambahkan, sepanjang tahun 2017 pihaknya telah menurunkan suku bunga kredit sebanyak 100 basis poin."Pada tahun ini penurunannya relatif," ujar dia.

Tidak mau kalah, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menyiapkan promo suku bunga KPR, mulai 9 Februari mendatang pada acara EXPOversarry di ICE BSD. Felicia Mathelda Simon, EVP Consumer Credit Business Division BCA menyatakan, pihaknya akan memberikan penawaran istimewa kredit rumah dan kendaraan bermotor (KKB) kepada masyarakat.

Felicia pun mengakui pada awal tahun 2018 ini akan ada persaingan bunga kredit konsumer, terutama KPR dan KKB. BCA pun akan berusaha memberikan solusi dan layanan tepat ke nasabah.

Sementara Lani Darmawan, Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga menyatakan, pihaknya berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat. "Kami senantiasa menjaga bisnis KPR, diantaranya bunga dan proses," ujar Lani kepada KONTAN, Rabu (7/2).

Jika toh biaya dana turun, suku bunga kredit juga akan mengikuti.

Tanpa menyebut besarannya, Handayani Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan, BRI sudah menurunkan bunga promo KPR per Desember 2017 dan berlaku hingga akhir Februari 2018.

Aslan Lubis, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berpendapat,  pertumbuhan kredit KPR kelas menengah bawah, punya potensi yang besar. Terlebih lagi, likuiditas bank kini sedang berlimpah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat