Gaya hidup sehat turut membawa berkah bagi pebisnis makanan olahan jamur. Terbukti, kini marak gerai-gerai makanan menjajakan kudapan atau camilan berbahan dasar jamur. Dari sekian banyak makanan olahan jamur, mi ayam jamur termasuk yang paling populer.Salah satu pemain di bisnis ini adalah Achmad Setya Budi, pemilik Mie Jamur Vilani. Berdiri sejak tahun 2001, Budi resmi menawarkan waralaba tahun 2007. Saat ini, ia sudah memiliki sembilan gerai yang tersebar di Bekasi, Bogor, Tangerang, Jakarta, Yogyakarta dan Lampung. "Dari sembilan gerai itu, empat milik kami dan sisanya punya mitra," kata Achmad. Menurutnya, potensi bisnis makanan berbahan jamur masih cukup besar. Apalagi, tingkat persaingannya juga belum begitu ketat. Lain halnya dengan mi ayam atau mi bakso lainnya yang sudah padat pemain. "Mi jamur juga digemari karena memiliki kandungan gizi yang tinggi," ujarnya. Selain mi ayam jamur, ia juga menyediakan menu berbahan dasar jamur lain, seperti nasi ayam cah jamur, ayam cah jamur, sapi cah jamur, bistik ayam, nasi goreng, dan seafood. Harga makanan tersebut bervariasi mulai Rp 10.000-Rp 22.500 per porsi. Untuk minuman, ia menyediakan tujuh pilihan yang dibanderol mulai Rp 5.000. Dalam kerja sama waralaba ini, Achmad menawarkan enam paket investasi. Keenam paket itu meliputi paket moda roda tiga senilai Rp 50 juta, food court Rp 100 juta, mini resto Rp 125 juta, resto Rp 150 juta, kafe Rp 200 juta, dan paket lahan kosong Rp 300 juta. Fasilitas yang didapat mitra untuk setiap paket berbeda-beda. Untuk paket moda roda tiga, misalnya, mitra akan mendapat fasilitas motor. Selebihnya, mitra akan mendapat peralatan masak, bahan baku, dan pelatihan. Khusus paket lahan kosong, mitra akan mendapat bantuan pembangunan gerai kafe atau resto. "Tapi syaratnya mitra menyediakan sendiri lahannya," ujarnya. Estimasi omzet mitra juga berbeda-beda. Untuk paket moda roda tiga, estimasi omzetnya Rp 20 juta, paket food court Rp 35 juta, mini resto Rp 50 juta, resto Rp 100 juta, kafe Rp 90 juta, dan lahan kosong Rp 200 juta. "Untuk mendukung perolehan omzet itu, kami juga mewajibkan mitra menyediakan sistem delivery kepada pelanggannya," kata Budi. Mitra sendiri akan dikenakan royalty fee 3,5% dari omzet. Budi memperkirakan, mitra bisa balik modal antara 4-15 bulan. "Balik modal sangat bergantung pada kondisi di lapangan serta kemampuan mitra mencari lokasi yang ideal," ujarnya.Nurlukman Hasim, mitra Mie Ayam Vilani di Cipete, Jakarta Selatan telah bergabung sejak April 2010. Mengambil paket food court, ia merogoh kocek Rp 110 juta di luar sewa tempat. Ia mengaku, saat ini sudah balik modal dengan omzet Rp 2 juta per hari. Sementara akhir pekan, omzetnya melonjak 30%-40%. Ia mengaku, setiap tahun mengalami peningkatan jumlah konsumen. "Untuk pelanggan delivery order banyak dari kalangan menengah atas," ucapnya. Mie Jamur Vilani Jl. Raya Jatikramat 99 A, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat HP: 08129405449Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tawaran dari mi jamur yang omzetnya menggiurkan
Gaya hidup sehat turut membawa berkah bagi pebisnis makanan olahan jamur. Terbukti, kini marak gerai-gerai makanan menjajakan kudapan atau camilan berbahan dasar jamur. Dari sekian banyak makanan olahan jamur, mi ayam jamur termasuk yang paling populer.Salah satu pemain di bisnis ini adalah Achmad Setya Budi, pemilik Mie Jamur Vilani. Berdiri sejak tahun 2001, Budi resmi menawarkan waralaba tahun 2007. Saat ini, ia sudah memiliki sembilan gerai yang tersebar di Bekasi, Bogor, Tangerang, Jakarta, Yogyakarta dan Lampung. "Dari sembilan gerai itu, empat milik kami dan sisanya punya mitra," kata Achmad. Menurutnya, potensi bisnis makanan berbahan jamur masih cukup besar. Apalagi, tingkat persaingannya juga belum begitu ketat. Lain halnya dengan mi ayam atau mi bakso lainnya yang sudah padat pemain. "Mi jamur juga digemari karena memiliki kandungan gizi yang tinggi," ujarnya. Selain mi ayam jamur, ia juga menyediakan menu berbahan dasar jamur lain, seperti nasi ayam cah jamur, ayam cah jamur, sapi cah jamur, bistik ayam, nasi goreng, dan seafood. Harga makanan tersebut bervariasi mulai Rp 10.000-Rp 22.500 per porsi. Untuk minuman, ia menyediakan tujuh pilihan yang dibanderol mulai Rp 5.000. Dalam kerja sama waralaba ini, Achmad menawarkan enam paket investasi. Keenam paket itu meliputi paket moda roda tiga senilai Rp 50 juta, food court Rp 100 juta, mini resto Rp 125 juta, resto Rp 150 juta, kafe Rp 200 juta, dan paket lahan kosong Rp 300 juta. Fasilitas yang didapat mitra untuk setiap paket berbeda-beda. Untuk paket moda roda tiga, misalnya, mitra akan mendapat fasilitas motor. Selebihnya, mitra akan mendapat peralatan masak, bahan baku, dan pelatihan. Khusus paket lahan kosong, mitra akan mendapat bantuan pembangunan gerai kafe atau resto. "Tapi syaratnya mitra menyediakan sendiri lahannya," ujarnya. Estimasi omzet mitra juga berbeda-beda. Untuk paket moda roda tiga, estimasi omzetnya Rp 20 juta, paket food court Rp 35 juta, mini resto Rp 50 juta, resto Rp 100 juta, kafe Rp 90 juta, dan lahan kosong Rp 200 juta. "Untuk mendukung perolehan omzet itu, kami juga mewajibkan mitra menyediakan sistem delivery kepada pelanggannya," kata Budi. Mitra sendiri akan dikenakan royalty fee 3,5% dari omzet. Budi memperkirakan, mitra bisa balik modal antara 4-15 bulan. "Balik modal sangat bergantung pada kondisi di lapangan serta kemampuan mitra mencari lokasi yang ideal," ujarnya.Nurlukman Hasim, mitra Mie Ayam Vilani di Cipete, Jakarta Selatan telah bergabung sejak April 2010. Mengambil paket food court, ia merogoh kocek Rp 110 juta di luar sewa tempat. Ia mengaku, saat ini sudah balik modal dengan omzet Rp 2 juta per hari. Sementara akhir pekan, omzetnya melonjak 30%-40%. Ia mengaku, setiap tahun mengalami peningkatan jumlah konsumen. "Untuk pelanggan delivery order banyak dari kalangan menengah atas," ucapnya. Mie Jamur Vilani Jl. Raya Jatikramat 99 A, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat HP: 08129405449Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News