JAKARTA. Momentum Idul Fitri memunculkan fenomena baru di industri pembiayaan sepeda motor. Yakni, kehadiran sejumlah diler dadakan yang menawarkan uang muka alias down payment (DP) pembiayaan terbilang sangat rendah. Bahkan, para diler dadakan ini berani dengan lantang beriklan di pinggir jalan, “Cuma Rp 500.000 bawa pulang motor." Selain uang muka yang rendah, persyaratan yang diminta pun relatif lebih mudah ketimbang diler yang menggandeng perusahaan pembiayaan (multifinance) resmi. Yakni hanya fotokopi kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga, dan slip gaji. “Sepanjang DP yang ditawarkan cukup rendah dan menggiurkan, masyarakat biasanya kurang memedulikan besaran bunga kredit yang dibebankan ke mereka,” ujar Direktur Operasional PT Bhakti Finance, Hadianjaya kepada KONTAN, (6/9). Padahal secara hitungan, kata Hadi, diler dadakan sebenarnya membebani biaya dan bunga yang tidak jauh berbeda dengan multifinance resmi kepada nasabahnya.Misalnya, dia mencontohkan, uang muka sebesar Rp 300.000-Rp 500.000 hanya untuk biaya administrasi tanpa angsuran pertama. Sementara, uang muka yang diberlakukan multifinance resmi berikut uang angsuran pertama.
Tawaran murah kredit motor diler dadakan
JAKARTA. Momentum Idul Fitri memunculkan fenomena baru di industri pembiayaan sepeda motor. Yakni, kehadiran sejumlah diler dadakan yang menawarkan uang muka alias down payment (DP) pembiayaan terbilang sangat rendah. Bahkan, para diler dadakan ini berani dengan lantang beriklan di pinggir jalan, “Cuma Rp 500.000 bawa pulang motor." Selain uang muka yang rendah, persyaratan yang diminta pun relatif lebih mudah ketimbang diler yang menggandeng perusahaan pembiayaan (multifinance) resmi. Yakni hanya fotokopi kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga, dan slip gaji. “Sepanjang DP yang ditawarkan cukup rendah dan menggiurkan, masyarakat biasanya kurang memedulikan besaran bunga kredit yang dibebankan ke mereka,” ujar Direktur Operasional PT Bhakti Finance, Hadianjaya kepada KONTAN, (6/9). Padahal secara hitungan, kata Hadi, diler dadakan sebenarnya membebani biaya dan bunga yang tidak jauh berbeda dengan multifinance resmi kepada nasabahnya.Misalnya, dia mencontohkan, uang muka sebesar Rp 300.000-Rp 500.000 hanya untuk biaya administrasi tanpa angsuran pertama. Sementara, uang muka yang diberlakukan multifinance resmi berikut uang angsuran pertama.