KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi menetapkan besaran kupon sukuk ritel (sukri) seri SR012 sebesar 6,30% pada Kamis (20/2). Seri ini memiliki tenor selama tiga tahun dan menawarkan imbalan tetap
(fixed rate). Seri ini diprediksi akan mendapatkan sambutan yang baik dari investor dan akan laku ketika ditawarkan. Apalagi, sukuk ritel merupakan seri sukuk negara yang dapat ditransaksikan di pasar sekunder setelah
holding period tertentu. Head of Economics Research Pefindo Fikri Permana optimistis melihat seri SR012 akan prospektif dan diburu para investor. Pasalnya, dia menilai saat ini sikap
dovish dari para pemegang kebijakan moneter masih kuat.
“Baik Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan ataupun tidak menurunkan, saya rasa
yield SR012 ini sangat baik. Apalagi jika dibandingkan dengan instrumen lain dengan profil risiko yang sama,” ujar Fikri kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Mulai dijual 24 Februari, kupon sukuk ritel seri SR-012 sebesar 6,3% Fikri menambahkan, kondisi saat ini menunjukkan para milenial yang mulai menjadi investor terbesar, dilihat dari jumlah
single investor identification (SID). Kondisi tersebut dinilai akan semakin menambah riuh minat investor terhadap seri ini. Setali tiga uang, Senior Vice President Recapital Asset Management Rio Ariansyah menyebut dari segi
yield, seri SR12 ini terbilang menggiurkan. Dia menyebut, jika diasumsikan selama tiga tahun rate tersebut stabil, akan hasilnya menguntungkan. “Dengan kupon sebesar 6,3% yang
fixed rate dan jatuh temponya hanya tiga tahun, ini terhitung tinggi. Seri Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun saja 6,5% kan, jadi seri SR012 ini menggiurkan,” papar Rio. Sebagai informasi, SUN bertenor 3 tahun seri FR0063 memiliki
yield 5,37%. Sementara SUN lain yang jatuh tempo pada tahun 2023 seperti FR0039 menawarkan
yield 5,68% dan FR0046 dengan
yield terakhir 5,67%.
Baca Juga: Setelah Obligasi Ritel SBR009, Sukuk SR012 Diyakini Bakal Kebanjiran Peminat Rio memprediksi penyerapan dan penawaran seri SR012 akan sangat bagus. Sebab menurutnya, obligasi syariah merupakan surat yang langka karena jarang diterbitkan. Selain itu dari segi
demand juga cenderung lebih bagus jika dibandingkan dengan obligasi konvensional.
“Melihat dari data historisnya, saya rasa jumlah peminat instrumen ini besar kemungkinan akan 1-2 kali
oversubscribed,” pungkas Fikri. Pemerintah belum mau menyebut target indikatif penerbitan sukri SR012. Tapi, penjualan seri SR011 pada Februari tahun lalu mencapai Rp 21,11 triliun. Penjualan ini menunjukkan minat yang tingi dari para investor, mengingat saat itu pemerintah hanya menetapkan target indikatif sebesar Rp 10 triliun. Sebagai catatan, masa penawaran seri SR012 akan dimulai pada 24 Februari 2020 pukul 09.00 WIB dan ditutup pada 18 Maret 2020 pukul 10.00 WIB mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati