KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,5 triliun di kuartal IV-2022 atau naik 6,7% secara kuartalan. Perolehan tersebut membawa pendapatan SCMA sepanjang 2021 menjadi Rp 5,9 triliun atau naik 16,3% secara
year on year. Analis Panin Sekuritas Jonathan Guyadi mengungkapkan, meningkatnya pendapatan SCMA di kuartal IV-2022 tidak terlepas dari kenaikan belanja iklan. Hal ini sejalan dengan membaiknya aktivitas masyarakat dan meningkatnya konsumsi masyarakat di momen Natal dan Tahun Baru. Namun, pada kuartal IV-2022, margin laba kotor SCMA tercatat turun ke level 45,1% dari kuartal sebelumnya yang ada di 53,7%. Ini membawa marjin laba kotor di 2021 stabil pada level 51,3% (2020: 51,2%).
Menurut Jonathan, penurunan marjin laba kotor diakibatkan oleh kembali pulihnya aktivitas produksi
content, di mana sebelumnya pada kuartal III-2021 mengalami kendala akibat diterapkannya PPKM darurat.
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Surya Citra Media (SCMA) Kompak Naik pada Tahun 2021 Atas hasil tersebut, SCMA mencatatkan laba bersih laba bersih sepanjang 2021 sebesar Rp 1,35 triliun atau naik 17,3% YoY. Jonathan menyebut, kinerja tersebut inline dengan estimasi Panin Sekuritas, namun di atas estimasi konsensus. “Untuk tahun ini, kami mengestimasikan marjin laba kotor akan mengalami penurunan seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat yang akan berdampak positif pada aktivitas produksi konten. Penurunan juga diakibatkan one-off cost dari lisensi penayangan piala dunia dan EPL yang akan dimulai pada tahun ini,” kata Jonathan dalam risetnya pada 13 April. Sepanjang 2021, Vidio berhasil mencatatkan pertumbuhan yang positif yakni menjadi sebanyak 2 juta pelanggan. Jonathan bilang, angka tersebut terus bertambah di mana pada awal April sudah mencapai 2,35 juta pelanggan. Menurutnya, pendorong utama pertumbuhan tersebut adalah adanya original series. Lebih lanjut, Jonathan memperkirakan seiring dengan didapatkannya hak tayang Piala Dunia, U-20, dan English Premier League (EPL) akan berdampak positif pada pertumbuhan pelanggan dan juga MAU.
Saat ini, ia menyebut SCMA masih
on-going discussion mengenai
subscription package untuk ketiga event tersebut. Kemungkinan untuk
subscription terkait dari event-event tersebut akan terpisah dari
subscription yang ada saat ini
“Mengingat bahwa dari segi
license cost untuk penayangan yang tinggi, kami memprediksi segi
package yang ditawarkan juga akan memiliki
pricing yang lebih tinggi dibandingkan dengan platinum + F1 package yang berkisar Rp 50.000 per bulan, di mana hal ini juga akan berdampak positif dari segi peningkatan ARPU Vidio,” imbuhnya. Sejalan dengan berbagai hal tersebut, ia pun melakukan perubahan estimasi pendapatan dan laba bersih untuk tahun 2022. Proyeksinya, SCMA akan kantongi pendapatan Rp 6,55 triliun dengan laba bersih Rp 1,42 triliun. Saat ini, Panin Sekuritas masih mempertahankan rekomendasi beli untuk SCMA dengan target harga Rp 350 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari