JAKARTA. Perusahaan menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menarik pinjaman US$ 200 juta hingga US$ 250 juta dari beberapa bank. TBIG akan memakai dana utang ini untuk belanja modal tahun depan.Penarikan pinjaman ini merupakan penarikan keenam dari program pinjaman US$ 2 miliar sejak 2010. Sejak peluncuran program pinjaman, TBIG mencairkan US$ 778 juta. "Saat ini penarikan masih dalam proses," ujar Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso, Jumat (14/12).Tahun depan, TBIG memerlukan dana untuk pembangunan infrastruktur menara. Helmy mengaku belum bisa menjabarkan total kebutuhan dana.Alasannya, pembangunan menera telekomunikasi bergantung pada pesanan operator. "Yang penting berapa dana siap dulu, masalah order dapat berapa lihat tahun depan," kata Helmy.TBIG mendapat fasilitas pinjaman dari total 20 bank, misalnya UOB, OCBC, ANZ Panin Bank, DBS Bank, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, BCA, dan BNI. Fasilitas pinjaman ini bisa dalam mata uang dollar Amerika Serikat, rupiah, atau mata uang lain dengan bunga rata-rata 3%.Menurut Helmy, beban bunga 3% tersebut tidak akan memberatkan. Alasannya, TBIG ini memiliki pendapatan yang cukup bagus dari kontrak 10 tahun dengan perusahan telekomunikasi. Saat ini rasio debt to EBITDA TBIG 3,7 kali. "Untuk perusahaan menara, covenant utang 4,5-5 kali. Kami masih di bawah persyaratan bank," tambahnya.Hingga September 2012, TBIG mencatatkan pendapatan Rp 1,14 triliun atau naik 65% dari periode yang sama tahun lalu Rp 689 miliar. Laba bersih perusahaan menara ini pun naik 57% dari Rp 321,5 miliar pada September tahun lalu menjadi R 505 miliar di akhir kuartal ketiga 2012.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TBIG akan menarik utang bank US$ 250 juta
JAKARTA. Perusahaan menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menarik pinjaman US$ 200 juta hingga US$ 250 juta dari beberapa bank. TBIG akan memakai dana utang ini untuk belanja modal tahun depan.Penarikan pinjaman ini merupakan penarikan keenam dari program pinjaman US$ 2 miliar sejak 2010. Sejak peluncuran program pinjaman, TBIG mencairkan US$ 778 juta. "Saat ini penarikan masih dalam proses," ujar Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso, Jumat (14/12).Tahun depan, TBIG memerlukan dana untuk pembangunan infrastruktur menara. Helmy mengaku belum bisa menjabarkan total kebutuhan dana.Alasannya, pembangunan menera telekomunikasi bergantung pada pesanan operator. "Yang penting berapa dana siap dulu, masalah order dapat berapa lihat tahun depan," kata Helmy.TBIG mendapat fasilitas pinjaman dari total 20 bank, misalnya UOB, OCBC, ANZ Panin Bank, DBS Bank, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, BCA, dan BNI. Fasilitas pinjaman ini bisa dalam mata uang dollar Amerika Serikat, rupiah, atau mata uang lain dengan bunga rata-rata 3%.Menurut Helmy, beban bunga 3% tersebut tidak akan memberatkan. Alasannya, TBIG ini memiliki pendapatan yang cukup bagus dari kontrak 10 tahun dengan perusahan telekomunikasi. Saat ini rasio debt to EBITDA TBIG 3,7 kali. "Untuk perusahaan menara, covenant utang 4,5-5 kali. Kami masih di bawah persyaratan bank," tambahnya.Hingga September 2012, TBIG mencatatkan pendapatan Rp 1,14 triliun atau naik 65% dari periode yang sama tahun lalu Rp 689 miliar. Laba bersih perusahaan menara ini pun naik 57% dari Rp 321,5 miliar pada September tahun lalu menjadi R 505 miliar di akhir kuartal ketiga 2012.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News