JAKARTA. PT Tower Bersama infrastructure Tbk (
TBIG) akan menerbitkan surat utang senilai US$ 500 juta melalui anak usahanya, TBG Global Pte. Ltd. Surat utang tersebut akan dijamin dengan jaminan perusahaan (
corporate guarantee) oleh TBIG. Masa jatuh tempo surat utang tersebut rencananya tahun 2025 atau periode lain yang disetujui para pihak dengan bunga maksimal 8% per tahun. Adapun masa pembayaran bunga setiap 6 bulan sekali atau periode lain yang disetujui para pihak. TBIG akan menggunakan dana dari penerbitan surat utang untuk melunasi sejumlah utang yang telah jatuh tempo, mempercepat pembayaran utang, serta membiayai ekspansi usaha di masa yang akan datang.
Sebelumnya, TBIG melalui sejumlah anak usahanya memiliki perjanjian kredit (
facility agreement) dengan beberapa bank senilai US$ 1 miliar. Rencananya, TBIG akan menggunakan dana dari surat utang untuk membayar minimal sebesar US$ 285 juta dari fasilitas C atau pinjaman revolving lain yang termasuk dalam facility agreement. TBIG juga berencana menggunakan dana dari surat utang untuk membiayai fasilitas revolving lain yang akan ditandatangani di masa yang akan datang. Sementara untuk keperluan ekspansi, dana surat utang tersebut akan digunakan untuk menyediakan skema layanan build-to-suit dan collocation untuk mendukung sektor telekomunikasi. Penyediaan layanan ini antara lain meliputi perencanaan jaringan, akuisisi lahan dan perijinan, instalasi jaringan dan manajemen proyek tower telekomunikasi, serta pememeliharaan site selama masa penyewaan. "Perseroan akan terus melakukan ekspansi usaha guna memaksimalkan nilai perseroan dan emingkatkan keunggulan kompetitif hingga pada akhirnya memberikan pertumbuhan serta keuntungan," ungkap manajemen TBIG dalam pengumuman resmi, Senin (20/4). Dengan menggunakan kurs sesuai laporan keuangan per 31 Desember 2014, yakni Rp 12.440 per dollar AS, maka surat utang tersebut setara Rp 6,22 triliun. Dengan demikian, rencana transaksi ini merupakan transaksi material, dengan nilai transaksi 150,56% dari ekuitas perseroan per 31 Desember 2014 yang tercatat sebesar Rp 4,13 triliun. Untuk itu, TBIG akan meminta persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 27 Mei 2015.
TBIG mengklaim dapat memaksimalkan penggunaan dana yang diperoleh dari transaksi, mengingat pembayaran seluruh pokok pinjaman di akhir periode notes tanpa adanya amortisasi. Ini berbeda dengan utang senior perseroan di bawah facility agreement yang memiliki amortisasi pokok pinjaman selama periode berjalan. Kupon dari surat utang ini juga akan dibayar semi annual, berbeda dengan pembayaran bunga atas facility agreement yang dibayar setiap satu bulan dan tiga bulan. Tak hanya itu, tingkat suku bunga tetap pada surat utang ini akan mengurangi biaya lindung nilai apabila dibandingkan dengan suku bunga mengambang di bawah facility agreement. Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penrbitan surat utang ini diperkirakan 1,7% dari hasil surat utang. Dengan demikian, TBIG akan menerima hasil bersih dari surat utang sekitar US$ 491,48 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia