JAKARTA. Kendati kurs rupiah terhadap dollar AS belakangan ini babak belur, manajemen PT Tower Bersama Tbk (TBIG) mengklaim hal tersebut tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perseroan. Padahal, TBIG adalah salah satu perusahaan yang memiliki utang yang banyak. Menurut Helmy Yusman Santoso, Direktur Keuangan TBIG, saat ini total utang perseroan, baik berdenominasi dollar AS dan rupiah mencapai Rp 9,1 triliun. Biar aman dari kurs, perusahaan menara milik Grup Saratoga ini mengklaim telah melakukan lindung nilai (hedging) kurs untuk utang-utangnya yang bermata uang dollar AS. Hedging dilakukan secara penuh sesuai nilai utang yang ditarik.
TBIG hedging penuh utang berbentuk dollar AS
JAKARTA. Kendati kurs rupiah terhadap dollar AS belakangan ini babak belur, manajemen PT Tower Bersama Tbk (TBIG) mengklaim hal tersebut tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perseroan. Padahal, TBIG adalah salah satu perusahaan yang memiliki utang yang banyak. Menurut Helmy Yusman Santoso, Direktur Keuangan TBIG, saat ini total utang perseroan, baik berdenominasi dollar AS dan rupiah mencapai Rp 9,1 triliun. Biar aman dari kurs, perusahaan menara milik Grup Saratoga ini mengklaim telah melakukan lindung nilai (hedging) kurs untuk utang-utangnya yang bermata uang dollar AS. Hedging dilakukan secara penuh sesuai nilai utang yang ditarik.