JAKARTA. Manajemen PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengungkapkan telah memasukkan proposal penawaran untuk melakukan aksi korporasi terhadap anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), yaitu PT Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel). Proposal itu telah dimasukkan pada awal bulan ini. Direktur Utama TBIG Herman Setiabudi mengatakan, pihaknya telah menunjuk PT UBS Securities Indonesia sebagai konsultan finansialnya. Herman mengakui bahwa ada beberapa opsi aksi korporasi yang sedang dipertimbangkan. Diantaranya adalah melakukan backdoor listing untuk Mitratel ataupun penggabungan usaha (merger) dipertimbangkan oleh TBIG."Yang jelas kami memasukkan bidding (penawaran) yang pantas dan sesuai dan kami berharap bisa terpilih. Namun semuanya akan tergantung kepada penilaian TLKM sebagai induk usahanya Mitratel saat ini," kata Herman di Jakarta, Kamis (18/7).Herman menambahkan, TLKM selaku induk usaha Mitratel pasti memiliki suatu rumusan untuk mengoptimalkan perkembangan bisnis anak usahanya tersebut. Meski begitu, ia enggan untuk mengungkapkan nilai proposal penawaran Mitratel itu.Sekedar informasi, Mitratel adalah anak usaha TLKM yang bergerak di bisnis penyediaan menara dengan nilai aset sekitar Rp 3 triliun. Dalam rangka fokus ke bisnis inti dan menaikkan value perseroan, Mitratel direncanakan akan dilepas ke investor strategis atau dibawa ke bursa saham melalui Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini.“Kami belum mengetahui nilai asetnya berapa, karena asetnya tidak hanya tower saja, namun juga kontrak-kontraknya,” kata Herman.Untuk menangani aksi korporasi tersebut, TLKM sudah menunjuk Barclays Capital. Pada 2012, Mitratel memiliki pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun dan laba bersih sebesar Rp 305,007 miliar.
JAKARTA. Manajemen PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengungkapkan telah memasukkan proposal penawaran untuk melakukan aksi korporasi terhadap anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), yaitu PT Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel). Proposal itu telah dimasukkan pada awal bulan ini.
Direktur Utama TBIG Herman Setiabudi mengatakan, pihaknya telah menunjuk PT UBS Securities Indonesia sebagai konsultan finansialnya. Herman mengakui bahwa ada beberapa opsi aksi korporasi yang sedang dipertimbangkan. Diantaranya adalah melakukan backdoor listing untuk Mitratel ataupun penggabungan usaha (merger) dipertimbangkan oleh TBIG.
"Yang jelas kami memasukkan bidding (penawaran) yang pantas dan sesuai dan kami berharap bisa terpilih. Namun semuanya akan tergantung kepada penilaian TLKM sebagai induk usahanya Mitratel saat ini," kata Herman di Jakarta, Kamis (18/7).
Herman menambahkan, TLKM selaku induk usaha Mitratel pasti memiliki suatu rumusan untuk mengoptimalkan perkembangan bisnis anak usahanya tersebut. Meski begitu, ia enggan untuk mengungkapkan nilai proposal penawaran Mitratel itu.
Sekedar informasi, Mitratel adalah anak usaha TLKM yang bergerak di bisnis penyediaan menara dengan nilai aset sekitar Rp 3 triliun. Dalam rangka fokus ke bisnis inti dan menaikkan value perseroan, Mitratel direncanakan akan dilepas ke investor strategis atau dibawa ke bursa saham melalui Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini.“Kami belum mengetahui nilai asetnya berapa, karena asetnya tidak hanya tower saja, namun juga kontrak-kontraknya,” kata Herman.Untuk menangani aksi korporasi tersebut, TLKM sudah menunjuk Barclays Capital. Pada 2012, Mitratel memiliki pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun dan laba bersih sebesar Rp 305,007 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News