TBIG siapkan investasi menara Rp 560 miliar



JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk siap melanjutkan pertumbuhan organik di semester II-2012. Perseroan berniat membangun lagi sejumlah menara telekomunikasi untuk menjaring pelanggan.

Direktur Keuangan Tower Bersama, Helmy Yusman Santoso, menuturkan, di semester pertama tahun ini perseroan telah membangun 560 tower baru. "Di semester II-2012 kemungkinan kami membangun tower dengan jumlah yang sama dengan semester I-2012," ujar dia di Jakarta, Rabu (1/8).

Nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun satu menara sekitar Rp 1 miliar. Jadi, total nilai investasi 560 menara mencapai Rp 560 miliar. Tower Bersama akan mengandalkan kas internal sebagai pendanaan proyek menara baru tersebut.


Perseroan sejatinya masih memiliki fasilitas pinjaman perbankan. Total nilai fasilitas itu mencapai US$ 325 juta. Dari jumlah tersebut, manajemen Tower Bersama telah menarik US$ 260 juta untuk membiayai akuisisi 2.500 menara dari PT Indosat Tbk. "Pinjaman yang terbisa bisa digunakan untuk organic growth," tutur Helmy.

Hingga semester I-2012, emiten berkode saham TBIG ini telah menguasai 5.416 menara telekomunikasi. Adapun jumlah penyewa mencapai 8.584 penyewa. Dengan bertambahnya menara dari hasil akuisisi milik Indosat, total menara Tower Bersama mencapai 7.916 menara, dengan 11.084 penyewa.

Tower Bersama memproyeksikan hingga akhir tahun ini jumlah pelanggannya minimal 12.000 pelanggan. Menurut Helmy, dengan akuisisi menara Indosat, target minimal jumlah penyewa sudah terpenuhi. "Kalau ada pertumbuhan organik di semester II-2012, itu bonus," tutur dia.

Kendati demikian, pengelola Tower Bersama enggan membeberkan target kinerja keuangan hingga akhir tahun nanti. Alasannya, manajemen harus menghitung ulang. Di semeseter I-2012, Tower Bersama mencetak kenaikan laba tahun berjalan 25,81% menjadi Rp 311,6 miliar. Adapun pendapatannya tumbuh 46,93% menjadi Rp 647,22 miliar.

Soal akuisisi menara Indosat, manajemen Tower Bersama yakin transaksinya segera rampung dalam waktu dekat. "Tidak lama lagi, semua closed. Pembayaran akuisisi dan crossing kepemilikan sahamnya," kata Helmy.

Seperti diketahui, dari total nilai akuisisi menara Indosat senilai US$ 406 juta, sebesar 17,98% atau US$ 73 juta dibayar dalam bentuk saham. Jadi, Indosat akan mengempit 239,82 juta saham atau setara 5% saham yang diterbitkan Tower Bersama.

Penyelesaian akuisisi tersebut memang molor hingga dua bulan. Helmy mengakui kedua pihak sedikit mengalami hambatan. Indosat diketahui bermasalah ketika meminta surat persetujuan dengan krediturnya. Sebab, menara-menara yang akan dijual itu merupakan jaminan atas pinjaman perbankan. Direktur Utama Indosat Harry Sasongko tak mengelak soal itu. "Kemarin ada sedikit hambatan dengan bank kredit ekspor (ECA), tapi sekarang sudah selesai," jelas dia.

Tower Bersama dan Indosat juga harus menyelesaikan masalah administrasi, khususnya kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada berpendapat bisnis penyewaan menara sangat tergantung pada bisnis yang dijalankan operator telekomunikasi.

Jika perusahaan menara ekspansi dengan membangun menara baru, artinya permintaan dari operator membeludak. "Bisnis TBIG akan tumbuh positif," kata Reza, yang menebak harga TBIG berpotensi naik 17,18% menjadi Rp 4.775 per saham. Harga TBIG, Kamis (2/8), naik 0,62% menjadi Rp 4.075 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro