TBLA Bagi Dividen Interim Rp 8 per Saham



JAKARTA. Meski laba bersih menurun, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berniat membagikan dividen interim untuk tahun buku 2009. TBLA akan membagikan total dividen interim sebesar Rp 33,36 miliar yang berasal dari laba bersih periode yang berakhir 30 September 2009. Total dividen interim yang akan dibagikan TBLA setara sekitar 14,3% dari total laba bersih kuartal ketiga 2009. Emiten saham komoditas ini meraih laba sebesar Rp 233,36 miliar. Dengan total saham TBLA yang beredar sebanyak 4,17 miliar unit saham, dividen interim TBLA kali ini sekitar Rp 8 per saham.

Kemarin (4/11), harga saham perusahan minyak sawit ini naik 1,67% menjadi Rp 305 per saham. Maka keuntungan dividen atau dividend yield TBLA sebesar 2,62%. "TBLA akan melakukan pembayaran dividen interim pada 9 Desember 2009 nanti," kata Hardy, Sekretaris Perusahaan TBLA kepada otoritas Bursa Efek Indonesia, Rabu (4/11).

Dividen TBLA akan banyak mengalir ke investor publik. Sebab publik memiliki 42,84% saham. Selebihnya ke PT Budi Delta Swakarya (29,69%) dan PT Sungai Budi (27,46%).


Tahun ini kinerja TBLA kurang bersinar. Laba bersih kuartal ketiga 2009 turun 14,42%. Periode yang sama tahun lalu, TBLA meraih laba bersih Rp 272,68 miliar.

Penurunan pendapatan menjadi biang keladi penurunan laba bersih TBLA. Sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan Tunas Baru turun 32,37% menjadi Rp 2,11 triliun dari periode sama tahun lalu.

Penurunan pendapatan ini terutama karena harga jual minyak sawit anjlok. Tahun lalu TBLA menjual minyak sawit seharga US$ 800 per ton. Sementara, tahun ini harga jual hanya berada di kisaran US$ 600 per ton.

TBLA berniat mengimbangi penurunan harga minyak sawit ini dengan menggenjot produksi. Tahun 2009 ini TBLA menargetkan volume produksi naik 25% dibanding tahun 2008 lalu menjadi 562.600 ton.

Meski pendapatan turun, TBLA bisa mengefisiensikan biaya yang mereka keluarkan sepanjang sembilan bulan tahun ini. Buktinya, margin laba bersih TBLA naik menjadi 11,04% ketimbang tahun lalu sebesar 8,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan