TBLA berencana merilis global bond US$ 200 juta



JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) melalui salah satu anak usahanya berencana menerbitkan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS). Nilai pokok global bond tersebut maksimal sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun, dengan tenor selama lima tahun.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), TBLA menyebutkan, obligasi dollar AS itu akan dicatatkan dan diperdagangkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST). Untuk itu, emiten perkebunan ini berencana meminta restu pemegang saham dengan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar pada 10 April 2017 nanti.

Sayang, TBLA tidak memperinci rencana penggunaan dana hasil penerbitan surat utang tersebut. Hardy, Sekretaris Perusahaan TBLA, belum merespons pesan singkat maupun surat elektronik yang dikirimkan KONTAN.


Yang jelas, TBLA memiliki utang berupa obligasi yang akan jatuh tempo, yakni Obligasi II Tunas Baru Lampung Tahun 2013 dengan nilai mencapai Rp 1 triliun. Surat utang ini akan jatuh tempo pada 5 Juli 2017 mendatang. Perusahaan yang berdiri 1981 silam itu menerbitkan obligasi tersebut pada 25 Juni 2012 lalu dan memiliki bunga tetap sebesar 10,5% per tahun.

Tahun ini, TBLA hanya menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar Rp 700 miliar. "Jadi, sepertinya nilai emisi obligasi yang akan diterbitkan tersebut terlalu besar jika hanya digunakan untuk sumber pendanaan capex," ujar Bima Setiaji, Analis NH Korindo Securities, Jumat (24/2).

Sehingga, Bima memperkirakan, dana hasil penerbitan obligasi baru itu akan digunakan untuk modal kerja sekaligus membayar kembali utangnya alias refinancing.

Bima menambahkan, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi TBLA untuk segera merilis obligasi. Pasalnya, di awal tahun muncul tren penurunan yield obligasi. Sehingga, cost of fund bagi emiten akan lebih murah. "Jadi, sekarang akan lebih baik, sebelum ada kenaikan suku bunga," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie