TBS Energi (TOBA) Jual Dua Perusahaan PLTU 200 MW Senilai US$ 144,8 Juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) melakukan divestasi dua aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas total 200 Megawatt (MW). Aksi ini dilakukan melalui penjualan seluruh saham TOBA langsung maupun tidak langsung di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Direktur TBS Energi Utama Juli Oktarina mengungkapkan, nilai penjualan saham ini mencapai kurang lebih US$ 144,8 juta, yang akan memberikan dampak positif terhadap arus kas TOBA. Dari aksi ini, TOBA akan menerima hasil penjualan dalam bentuk kas yang lebih tinggi dibandingkan dengan total modal yang ditanamkan untuk pembangunan kedua PLTU tersebut sekitar US$ 87,4 juta.

Melalui transaksi ini, TOBA akan memperoleh keuntungan kas di samping dari dividen yang telah diterima selama PLTU beroperasi. Namun, dari sisi pencatatan akuntansi keuangan, transaksi ini akan mencatatkan kerugian non kas sebesar kurang lebih US$ 77 juta. 


Hal tersebut disebabkan oleh standar akuntansi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengharuskan pencatatan dimuka atas pendapatan konstruksi pembangkit dan transmisi IPP (Independent Power Producer) dengan skema Build Own Operate Transfer (BOOT) selama 25 tahun sesuai periode Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) yang berlaku.

Baca Juga: TBS Energi Utama (TOBA) Akan Buyback 816,78 Juta Saham

Oleh karena itu, nilai aset yang tercatat di buku pada saat transaksi akan mencakup pendapatan di masa depan yang belum ditagihkan kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Di sisi yang lain, Juli menegaskan bahwa transaksi divestasi dua aset PLTU ini sejalan dengan komitmen TOBA dalam mencapai target netralitas karbon pada tahun 2030 melalui inisiatif TBS 2030.

“Penjualan ini merupakan bagian dari strategi kami untuk percepatan transisi ke bisnis berkelanjutan dan mendukung target mencapai netralitas karbon pada tahun 2030. Hasil dari transaksi ini akan dialokasikan untuk investasi di sektor-sektor berkelanjutan, penguatan struktur pemodalan perusahaan, dan rencana pembelian kembali saham yang bertujuan memberikan nilai lebih bagi para pemegang saham,” terang Juli dalam keterbukaan informasi, Selasa (8/10).

Rencana transaksi ini juga secara tidak langsung akan membantu TOBA untuk menciptakan nilai tambah melalui pengurangan utang konsolidasi sebesar lebih dari 70%. Hal ini akan meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan investasi yang lebih besar di sektor usaha keberlanjutan seperti energi baru terbarukan, ekosistem kendaraan listrik serta manajemen limbah.

Baca Juga: TOBA Pacu Bisnis Motor Elektrum

Langkah ini juga akan meningkatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih bervariasi, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan nilai investasi pemegang saham TOBA. Transaksi ini diproyeksikan akan mengurangi emisi karbon TOBA lebih 80% atau sekitar 1,3 juta ton setara CO2 (tCO2e) per tahun, sesuai dengan perhitungan metodologi protokol GHG, serta divalidasi melalui tahap preassurance oleh auditor eksternal. 

Bersama dengan divestasi saham TOBA secara tidak langsung di PT Paiton Energy pada tahun 2021, transaksi ini akan memberikan keuntungan lebih dari US$ 100 juta. Keuntungan tersebut telah dan akan diinvestasikan untuk pengembangan bisnis berkelanjutan.

"Transaksi ini juga akan mengukuhkan Perseroan sebagai pionir dan satu dari sebagian kecil perusahaan terkemuka di Indonesia yang menunjukkan komitmen untuk mencapai netralitas karbon," tandas Juli.

Mengawali perdagangan hari ini, Selasa (8/10), harga TOBA menguat 2,68% ke level Rp 575 per saham hingga pukul 09:11 WIB. Secara year to date, harga saham TOBA sudah mengakumulasi kenaikan setinggi 89,14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati