KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menata fondasi transisi portofolio menuju sektor hijau dan berkelanjutan. Langkah ini dijalankan melalui tiga pilar utama bisnis hijau, yakni pengelolaan limbah, energi terbarukan, serta kendaraan listrik. SVP Corporate Strategy & Investor Relations TOBA Nafi Sentausa menjelaskan dalam pengembangan segmen pengelolaan limbah, perseroan kini memiliki tiga anak usaha, yaitu Cora Environment, Asia Medical Enviro Services, dan Arah Environmental. Ketiga entitas ini dibangun menjadi platform pengelolaan limbah terintegrasi, mencakup transportasi, pemrosesan, hingga pemulihan nilai tambah (waste recovery) dari limbah yang dikelola.
Target Kinerja TOBA
TOBA juga membidik kinerja pendapatan yang positif hingga tutup tahun 2025. Perusahaan membidik kinerja pendapatan tahun penuh 2025 dapat melonjak dua kali lipat dibandingkan capaian di semester I-2025 yang tercatat US$ 172,2 juta. Artinya, hingga tutup tahun 2025, TOBA menargetkan pendapatan atau top line sekitar US$ 344 juta. Sementara dari segi bottom line, TOBA memproyeksikan kinerja laba bersih akan membukukan kerugian. Ini disebabkan adanya kerugian divestasi non kas dua anak usaha pembangkit listrik tenaga uap sebesar US$ 96 juta. Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey memproyeksikan kinerja TOBA masih mencatat pertumbuhan dari sisi pendapatan di tahun 2025. Namun, laba bersih diperkirakan tetap berada di area negatif akibat dampak divestasi. Meski demikian, kerugian tersebut bersifat satu kali sehingga tidak akan berkelanjutan ke depan. Andhika bilang TOBA saat ini menunjukkan minat besar pada bisnis pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). TOBA bahkan telah memasuki pengelolaan sampah domestik dengan kapasitas 10 ribu ton per tahun. Selain itu, bersama GOTO, TOBA membentuk perusahaan patungan bernama Electrum yang berfokus pada industri kendaraan listrik roda dua, khususnya segmen B2B. Dari sisi peluang, proyek energi terbarukan yang digarap TOBA memiliki potensi investasi sekitar US$ 200 miliar, mencakup pengembangan energi surya, air, angin, waste-to-energy, biomassa, dan sistem penyimpanan energi berbasis baterai. Baca Juga: TBS Energi Utama (TOBA) Bidik Aset Pengolahan Limbah di Asia Tenggara untuk Diakusisi "Prospek tersebut juga diperkuat dukungan pembiayaan melalui Patriot Bond senilai Rp 50 triliun, yang diarahkan untuk mempercepat transisi energi dan memperkuat pengelolaan sampah berkelanjutan," terang Andhika kepada Kontan, Jumat (12/9). Tapi, Andhika menuturkan saham TOBA telah mengalami kenaikan ratusan persen secara year-to-date. Hal ini membuat valuasi berbasis laba saat ini terlihat cukup premium dibandingkan emiten batubara sejenis. Menurutnya, pasar sudah mulai memperhitungkan prospek pertumbuhan dari proyek kendaraan listrik dan energi terbarukan, meski kontribusinya terhadap laba perusahaan masih relatif kecil. Bagi investor baru, ia menyarankan untuk lebih berhati-hati masuk di level harga saat ini dan sebaiknya menunggu koreksi atau titik masuk yang lebih menarik. Namun, bagi investor lama yang sudah masuk sejak harga bawah, saham TOBA masih layak dihold sembari memanfaatkan momentum informasi energi terbarukan, dengan catatan disiplin menggunakan trailing stop.TOBA Chart by TradingView