KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (
TOBA) akan melakukan pembelian kembali (
buyback) saham. Perkiraan jumlah saham dalam aksi
buyback ini mencapai 816.782.697 (816,78 juta) saham atau mewakili sebesar 10% dari modal ditempatkan dan disetor TOBA. TOBA memperkirakan aksi korporasi ini bakal menyedot dana sebanyak-sebanyaknya Rp 474,58 miliar, dengan asumsi
buyback saham terlaksana sepenuhnya. Jumlah tersebut setara dengan US$ 30,82 juta, dengan asumsi nilai kurs Rp 15.394 per dolar Amerika Serikat. Dana tersebut termasuk biaya transaksi, biaya pedagang perantara dan biaya lainnya sehubungan dengan transaksi
buyback saham. Adapun, biaya untuk melaksanakan pembelian kembali saham ini akan berasal dari saldo kas internal TOBA.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan di Akhir Pekan (4/10), Usai IHSG Balik ke 7.500 "Perseroan telah menyisihkan sejumlah dana untuk pembelian kembali saham yang berasal dari saldo kas internal yang tidak akan mempengaruhi kemampuan keuangan perseroan secara signifikan untuk memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo," ungkap Manajemen TOBA dalam keterbukaan informasi, Senin (7/10). Perkiraan biaya
buyback tersebut dihitung dengan menggunakan harga saham TOBA pada penutupan perdagangan tanggal 4 Oktober 2024, yaitu sebesar Rp 580 per saham. Apabila harga saham saat pelaksanaan
buyback berbeda dengan harga yang digunakan sebagai acuan, maka dana yang disisihkan TOBA akan menyesuaikan dengan harga saham terkini di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Apabila jumlah saham yang dibeli kembali dalam
buyback belum mencapai target, maka TOBA akan menambah alokasi perkiraan dana dalam jumlah yang sesuai untuk dapat menyerap kekurangan tersebut. Sehingga jumlah saham yang dibeli kembali mencapai 816,78 juta saham.
Baca Juga: TBS Energi Utama (TOBA) Targetkan Jual 7.000 Unit Motor Electrum di Tahun Ini Manajemen TOBA menegaskan, sumber dana yang diperkirakan untuk aksi
buyback ini bukan merupakan dana hasil penawaran umum. Juga bukan merupakan dana yang berasal dari pinjaman dan/atau utang dalam bentuk apa pun.
Editor: Noverius Laoli