KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) baru saja menyelesaikan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) mereka pada Rabu 22 Mei 2019. Salah satu agenda penting yang ditetapkan adalah penggunaan laba bersih perusahaan sebagai dividen. Direktur Keuangan PT Semen Indonesia Tbk Doddy Sulasmono mengatakan, RUPST menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp 1,23 triliun atau 40% dari total laba bersih Rp 3,08 triliun. “Dividen per saham sebesar Rp 207,64. Sisanya sebesar Rp 1,85 triliun akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan pengembangan,” ujar Doddy saat RUPST SMGR, Rabu (22/5).
Lebih lanjut, Doddy mengatakan di kuartal I 2019, kinerja SMGR masih belum optimal lantaran beberapa faktor seperti konsolidasi dan sinergi yang masih dalam tahap proses dengan Holcim Indonesia pasca akuisisi dan adanya momen tahun politik dan ramadan secara bersamaan yang membuat permintaan akan semen menurun. “Kami harapkan di semester II permintaan semen akan membaik sehingga akan menopang kinerja. Tahun ini sepertinya memang tidak akan sebaik tahun 2018. Di sisi lain, untuk Holcim kami ada beban tambahan yakni dari royalti merek. Kami tengah menyiapkan merek baru,” ujar Doddy. Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Hendi Prio Santoso mengatakan, menurutnya di semester II-2019 konsumsi akan semen diprediksi akan membaik karena memang keputusan untuk melaksanakan proyek biasanya akan diambil pada semester II. “Pencairan anggaran untuk proyek biasanya akan mempresentasikan 60% dari total permintaan di semester II-2019,” ujar Hendi. Lebih lanjut, di tahun ini pihaknya akan mempertahankan porsi volume penjualan yakni 75% yang berasal dari produk kantong semen, sisanya untuk produk curah sekitar 25%. Untuk penjualan curah, sekitar setengahnya untuk melengkapi sektor infrastruktur.
“Gambaran di kuartal I penjualan drop 10% karena adanya pesta demokrasi sehingga ekonomi agak sedikit melambat.
Recovery di semester II. Selain itu ada ramadan juga dan lebaran. Targetnya kami harapkan bisa lebih baik dari 2018,” ujar Hendi. Pihaknya menambahkan, SMGR masih akan terus melaksanakan strategi sebagai
holding perusahaan semen yang akan selaras dalam jangka panjang. Itu merupakan sebagian latar belakang dari aksi korporasi untuk mengambil alih Holcim Indonesia. Di sisi produksi, dari akuisisi ini kapasitas produksi akan bertambah menjadi 14 juta ton. Sekadar informasi, laba bersih SMGR di kuartal I-2019 melorot hingga 34,86% menjadi Rp 268,10 miliar dari sebelumnya Rp 411,55 miliar. Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh lonjakan beban keuangan hingga 210,80% menjadi Rp 711,62 miliar dari Rp 228,96 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi