JAKARTA. Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyebut sampai akhir tahun terjadi penumpukan gula asal petani di gudang sebanyak 1,5 juta ton sampai 2 juta ton. Tidak terserapnya gula dari petani di pasar terjadi karena beredarnya gula impor di pasar. Walhasil petani gula merugi sebab sudah tidak ada pemasukan. Anton Sudibyo, Ketua Paguyuban Petani Pelangi Asal Kabupaten Blora bercerita, selama dua tahun terakhir dirinya menanggung kerugian. Modalnya habis hanya untuk menanam tebu sebesar Rp 24 juta per tahun di atas luas lahan satu hektar. Jika saat ini Anton memiliki 40 hektar, maka kerugian yang telah ditanggungnya sebesar Rp 960 juta setiap tahunnya. Anton mengaku sedang menimbang-nimbang rencana pengalih lahan perkebunan tebunya ke tanaman lain seperti: padi, cabai, terong, dan melon. Sebab hasil panen tebu miliknya saat ini cuman ditimbun dalam gudang pabrik gula.
Tebu tak lagi manis bagi para petani
JAKARTA. Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyebut sampai akhir tahun terjadi penumpukan gula asal petani di gudang sebanyak 1,5 juta ton sampai 2 juta ton. Tidak terserapnya gula dari petani di pasar terjadi karena beredarnya gula impor di pasar. Walhasil petani gula merugi sebab sudah tidak ada pemasukan. Anton Sudibyo, Ketua Paguyuban Petani Pelangi Asal Kabupaten Blora bercerita, selama dua tahun terakhir dirinya menanggung kerugian. Modalnya habis hanya untuk menanam tebu sebesar Rp 24 juta per tahun di atas luas lahan satu hektar. Jika saat ini Anton memiliki 40 hektar, maka kerugian yang telah ditanggungnya sebesar Rp 960 juta setiap tahunnya. Anton mengaku sedang menimbang-nimbang rencana pengalih lahan perkebunan tebunya ke tanaman lain seperti: padi, cabai, terong, dan melon. Sebab hasil panen tebu miliknya saat ini cuman ditimbun dalam gudang pabrik gula.