KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan menahan diri untuk memberikan pendanaan ke startup secara jor-joran pada musim dingin (
tech winter) teknologi yang diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Asal tahu saja, Tech Winter merupakan istilah yang menggambarkan kondisi investasi ke perusahaan rintisan yang saat ini tengah melandai karena berbagai faktor. PT Bank Negara Indonesia (BNI) melalui anak usaha PT BNI Modal Ventura atau BNI Ventures (BNV) mengakui masih selektif dalam menyalurkan pendanaan di tengah musim tech winter ini.
CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro mengatakan musim dingin teknologi masih terjadi pada tahun ini. Hal ini membuat perusahaan selektif dalam menyalurkan pendanaan ke perusahaan rintisan. Sejauh ini, BNI memang telah menyalurkan pendanaan ke tiga startup yaitu Kecilin, Rukita dan Fishlog.
Baca Juga: Banyak Pengajuan KPR dan KUR Terganjal Pinjol, Begini Penjelasan OJK Eddi menyebut, dalam memberikan pendanaan, BNI Ventures akan lebih memfokuskan pendanaan ke sektor fintech atau fintech enablers. Adapun dalam mendorong pendanaan ke startup, kata Eddi biasanya pihaknya membuat acara seperti pitching, competition, akselerator, dan lain sebagainya. PT Bank Mandiri Tbk juga terus memberikan dukungan pinjaman melalui pendanaan kepada startup di Indonesia melalui modal venturanya Mandiri Capital Indonesia (MCI). Saat ini MCI tetap aktif untuk mencari potensi investasi baru, namun dalam memberikan pendanaan, Direktur Investasi MCI Dennis Pratistha menyampaikan pihaknya tetap harus selektif dan bijaksana terlebih di masa-masa tech winter. Di sisi lain, banyak startup yang menurunkan ekspektasi valuasinya sehingga memberikan better deals bagi investor. Hingga saat ini pihaknya telah menyalurkan dana kepada 23 perusahaan startup dari berbagai bidang. Beberapa di antaranya di bidang payment solution seperti Yokke dan PTEN, bidang e-wallet yaitu LinkAja, bidang healthcare yaitu FitAja, bidang commerce/fintech enabler yaitu GoTo dan Bukalapak, bidang digital signature yaitu PrivyID, bidang open banking yaitu AyoConnect, bidang data compression yaitu Kecilin, bidang agritech yaitu Agriaku dan Crowde. Selanjutnya ada di bidang ERP SaaS yaitu Mekari, bidang B2B commerce yaitu Sinbad, bidang insurtech yaitu Qoala, bidang P2P lending yaitu Investree, Koinworks, dan Amartha, bidang MSME Tech Solution yaitu iSeller, Agriaku, bidang Biodegradable yaitu Greenhope, bidang edutech yaitu Cakap, serta bidang aquatech yaitu Delos. Dennis mengatakan, MCI sebagai anak perusahaan Bank Mandiri yang bergerak di sektor modal ventura, secara aktif memperkenalkan startups kepada Bank Mandiri untuk mengeksplorasi kerjasama. Sebagai contoh, MCI berpartisipasi untuk membantu Fishlog (startup aquaculture) untuk mendapat akses penyaluran kredit kepada nelayan yang difasilitasi oleh Bank Mandiri. Dennis menyebut, MCI akan selalu
stick with what we do best, yaitu mengimplementasi value creation yang seiringan dengan pendanaan investasi. "MCI secara aktif mencari startups di Indonesia, regional, ataupun global yang dapat kami bantu mengimbangi bisnisnya melalui ekosistem luas yang kami miliki," katanya. Menurutnya, MCI tidak hanya membantu perkembangan bisnis portofolio perusahaan, namun MCI memiliki beberapa value creation initiatives, seperti Xponent, Y-Axis, dan Zenith accelerator yang terbuka untuk startups non-portofolio dan portofolio MCI. Sementara Pembiayaan ke startup oleh PT Bank Central Asia (BCA) difokuskan melalui perusahaan anak yang bergerak di bidang modal ventura, yakni PT Central Capital Ventura (CCV).
Baca Juga: Biaya Dana Sebabkan Kinerja BPD Tertekan pada Juli 2024 Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, situasi perekonomian global terkini turut memengaruhi gairah investasi ke startup. "Jika sebelumnya valuasi kerap menjadi parameter utama bagi investor untuk menanamkan modal, kini faktor keberlanjutan, dampak, serta profitabilitas menjadi pertimbangan utama investor," ujar Hera.
Menurut Hera, pergeseran tersebut akan membawa pengaruh yang positif untuk ekosistem dan investor. Ekosistem startup akan terdorong menjadi lebih sehat dan berdampak pada dunia usaha. "Ke depan, BCA melalui perusahaan anak CCV akan senantiasa mengamati dinamika pasar, sekaligus menjajaki peluang investasi pada sektor-sektor digital potensial, terutama yang mendukung bisnis inti BCA," ucapnya. Adapun kegiatan usaha CCV antara lain melakukan investasi penyertaan kepada perusahaan fintech dan fintech-enabler, serta mengeksplorasi potensi embedded fintech dari startup non-fintech. Embedded fintech adalah penawaran produk finansial oleh startup di bidang edutech, healthtech, digitilisasi UMKM, dan sebagainya. Beroperasi sejak 2017, total terdapat sekitar 30 startup yang menerima pendanaan dari CCV. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari