KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Angkatan Laut AS pada hari Sabtu (8/4) melaporkan telah mengirim satu unit kapal selam berpeluru kendali ke perairan Timur Tengah. Melansir
AP News, juru bicara Armada ke-5 yang berbasis di Teluk Bahrain, Timotius Hawkins, menolak mengomentari misi kapal selam atau alasan pengerahan kapal selam tersebut. Namun, ia menjelaskan bahwa kapal selam bertenaga nuklir tersebut berbasis di Kings Bay, Georgia, dan melewati Terusan Suez pada hari Jumat (7/4).
"Kapal ini mampu membawa hingga 154 rudal jelajah serangan darat Tomahawk dan dikerahkan ke Armada ke-5 AS untuk membantu memastikan keamanan dan stabilitas maritim regional," kata Hawkins.
Baca Juga: AS Berjanji Akan Melindungi Personel Mereka di Suriah Setelah Serangan Mematikan Rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari kapal atau kapal selam dapat mencapai target hingga 2.500 kilometer. Rudal ini terkenal berkat perannya dalam invasi AS ke Irak tahun 2003 dan dalam respons atas serangan senjata kimia Suriah pada tahun 2018. Armada ke-5 biasanya berpatroli di Selat Hormuz, muara sempit Teluk Persia yang dilalui 20% dari semua transit minyak. Kawasan tersebut juga meliputi Selat Bab el-Mandeb di lepas pantai Yaman dan Laut Merah yang membentang hingga Terusan Suez.
Ketegangan antara AS dan Iran
Pengerahan kapal selam AS ini dilakukan ketika ketegangan mereka dengan Iran kembali meningkat. Bulan lalu, AS melancarkan serangan udara terhadap pasukan yang didukung Iran di Suriah, setelah serangan roket mereka menewaskan seorang kontraktor dan melukai tujuh orang AS.
Baca Juga: Arab Saudi dan Iran Resmi Memulihkan Hubungan Diplomatik Ketegangan AS-Iran telah melonjak sejak Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran dan beberapa kekuatan dunia lain pada tahun 2015. Kondisi ini membuat Iran menjadi lebih leluasa menghidupkan program nuklirnya, sesuatu yang membuat AS khawatir. Upaya pemerintahan Biden untuk memulihkan perjanjian itu menemui jalan buntu tahun lalu. Ketegangan semakin memburuk setelah Iran diketahui telah memasok drone tempur ke pasukan Rusia di Ukraina. Selain mendekatkan diri ke Rusia, Iran juga terlihat mulai merapat ke China setelah Beijing menjadi perantara dari pemulihan hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi.