Tegaskan Dukungan ke Ukraina, Kandidat Presiden Partai Republik AS Bertemu Zelenskiy



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kandidat presiden AS dari Partai Republik, Chris Christie, bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, di Kyiv pada Jumat (4/8). Pertemuan itu menandakan dukungan AS untuk Ukraina demi melawan Rusia.

Christie yang pernah menjadi sekutu mantan Presiden Donald Trump menantangnya untuk mendapatkan nominasi dari partai mereka pada pemilu 2024.

Mantan Wakil Presiden Trump, Mike Pence, pada Juni 2023 menjadi kandidat Partai Republik pertama yang bertemu dengan Zelenskiy selama kampanye.


Christie mengunjungi Ukraina sehari setelah Trump kembali ke Amerika Serikat untuk menyatakan tidak bersalah atas tuduhan federal bahwa ia mengatur sebuah komplotan untuk mencoba membatalkan kekalahannya dalam pemilu 2020 dari Joe Biden asal Partai Demokrat.

Baca Juga: Tahanan Perang Ukraina Mengaku Disiksa Hingga Diperkosa Oleh Tentara Rusia

Mantan Gubernur New Jersey, Christie, bertemu dengan Zelenskiy di istana kepresidenan setelah mengunjungi kuburan massal di Bucha, suatu kota di mana Ukraina menuduh pasukan Rusia telah melakukan kekejaman setelah invasi mereka pada Februari 2022. 

Dia juga melihat kerusakan di Irpin dekat Kyiv, yang mana kedua tempat itu direbut kembali oleh pasukan Ukraina.

Christie mengatakan bahwa dirinya datang ke Ukraina untuk memberikan pandangan kepada warga Amerika Serikat tentang perang dan dampaknya. Dia menekankan bahwa ingin dukungan AS terus berlanjut. Adapun Amerika Serikat telah memberikan bantuan senjata senilai miliaran dolar kepada Ukraina untuk mempertahankan diri.

"Saya adalah pendukung agar ada lebih banyak bantuan untuk Ukraina, bantuan yang lebih signifikan untuk Ukraina, bantuan yang lebih luas untuk Ukraina," kata Christie kepada Zelenskiy.

"Sangat penting untuk mendengar semua kata-kata ini dari kamu," jawab Zelenskiy.

Sikap Christie tersebut membedakannya dengan beberapa kandidat Partai Republik lainnya, termasuk Trump.

Gubernur Florida Ron DeSantis yang berada di urutan kedua dalam jajak pendapat publik tahun ini menyatakan bahwa perang itu hanyalah sengketa teritorial.

Trump yang meninggalkan jabatannya pada 2021 setelah masa jabatan empat tahun dimakzulkan pada 2019 karena tuduhan bahwa ia menekan Ukraina untuk menyelidiki Biden. Senat Partai Republik membebaskannya dari tuduhan tersebut. 

Editor: Herlina Kartika Dewi