Teh kemasan mendapat peluang segar jelang pemilu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis minuman ringan, khususnya teh kemasan ready to drink masih punya prospek penjualan yang menggiurkan di semester I tahun ini. Momen tahun politik dan jelang Lebaran dipercaya bakal mengerek permintaan.

Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) mencatatkan pertumbuhan industri minuman ringan sudah mencatatkan pertumbuhan yang positif semenjak 2018 kemarin, setelah sebelumnya dilanda perlambatan pertumbuhan.

Triyono Pridjosoesilo, Ketua Asrim optimistis perkembangan yang positif ini dapat terus berlanjut di 2019 ini, khususnya dengan momen Lebaran dan pemilu yang diproyeksikan bakal mendorong permintaan minuman ringan di tengah masyarakat. "Kalau bisa 5%-6% saya lihat sudah baguslah," kata Triyono.


Sekadar informasi dari total kapasitas produksi air minum kemasan di Indonesia sebanyak 29 miliar liter per tahun, produk air mineral alias air minum dalam kemasan (AMDK) masih mendominasi sebanyak 60%-75% porsi tersebut. Sementara di urutan kedua bertengger produk teh kemasan 15%-17%.

Sementara itu, bagi PT Singa Mas Indonesia (SMI), anak usaha Charoen Pokphand Group yang dikenal dengan brand minuman teh Fiesta dan Serr memang tengah berancang-ancang menyambut kedua momen tersebut. Relations & Marketing Event Manager SMI, Santo Kadarusman optimistis daya beli dapat terangkat dengan adanya pemilu dan Lebaran ini.

"Persiapan akan dimulai per awal April, menyiapkan dua kali lipat dari stok biasanya," sebut Santo kepada Kontan.co.id, Senin (18/3). Tahun ini, SMI berharap dapat meraup pertumbuhan sekitar 20%-25% dibandingkan tahun lalu.

Bicara soal inovasi produk, sebagai pemain minuman kemasan yang tergolong baru SMI termasuk rajin meluncurkan produk baru. "Setiap tahunnya memang punya rencana mengeluarkan produk baru 3-5 produk, awal tahun ini baru keluar Fiesta Black Tea rasa apel," kata Santo.

Sedangkan market leader teh kemasan dalam karton, PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) tak terlalu mempermasalahkan event seperti pemilu. "Bagi ULTJ pemilu merupakan event musiman dan tidak terlalu berpengaruh kepada penjualan produk teh kemasan karton," Muhammad Muthassawar atau yang acap disapa Azwar, General Manager Public Relations ULTJ.

Apalagi produk Teh Kotak tersebut masih merajai di segmen pasarnya. Menurut data Nielsen 2018 yang dipaparkan manajemen ULTJ, brand Teh Kotak masih bermain di segmen kemasan carton pack dengan pangsa pasar mencapai hampir 70% di dalam negeri.

Tampaknya dengan penguasaan market tersebut, ULTJ masih betah bermain di kemasan karton dan belum ingin merambah kategori teh kemasan lainnya. Apalagi kata Azwar, perusahaan inni terus berinovasi di produk unggulannya tersebut.

"Akhir tahun lalu di produk Teh Kotak dengan peluncuran Teh Kotak Lemon dan Apel memberikan dampak positif terhadap brand image Teh Kotak sendiri," sebutnya. Berkaca pada laporan keuangan perusahaan di kuartal ketiga 2018 kemarin, kontribusi bisnis teh sekitar 21,5% dari total pendapatan pada periode tersebut.

Jumlah penjualan dari segmen teh ini sekitar Rp 871 miliar, atau naik 18,9% dibandingkan kuartal tiga tahun sebelumnya yang mencatatkan nilai Rp 732 miliar. Sayangnya perusahaan tak menerangkan lebih lanjut target bisnis dari segmen teh ini, yang jelas secara keseluruhan ULTJ optimistis mampu meraih pertumbuhan dobel digit di 2019 ini.

Seperti yang diketahui, bisnis utama ULTJ masih produk susu kemasan karton. Baik susu dan teh sama-sama diproses ultra high temperature (UHT). Pabrik ULTJ saat ini memiliki kapasitas produksi mencapai 500 juta liter per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati