JAKARTA. Guna menekan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) di bawah 75% pada akhir tahun ini, Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta mengurangi mesin anjungan tunai mandiri alias ATM mereka. Dari akhir tahun lalu yang sebanyak 318 ATM, per Juni 2012 ini ATM Bank DKI tinggal 296 unit. Dalam kunjungan ke kantor KONTAN, Kamis (2/8), Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI mengaku, pihaknya memang tengah melakukan berbagai efisiensi untuk menekan biaya operasional. Salah satu cara, yakni melalui operasional mesin ATM. “Ada yang ditutup, ada yang direlokasi ke pusat-pusat keramaian bisnis,” ujarnya. Tidak hanya itu, manajemen juga mempertimbangkan untuk meningkatkan fungsi ATM dari sebelumnya tarik tunai saja, menjadi setor tunai. Peningkatan fungsi tersebut hanya akan dilakukan di beberapa ATM dengan mobilitas tinggi, termasuk ATM di Kepulauan Seribu. Mengingat, transportasi yang digunakan menuju lokasi lumayan mahal.
Tekan biaya, Bank DKI mengurangi jumlah ATM
JAKARTA. Guna menekan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) di bawah 75% pada akhir tahun ini, Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta mengurangi mesin anjungan tunai mandiri alias ATM mereka. Dari akhir tahun lalu yang sebanyak 318 ATM, per Juni 2012 ini ATM Bank DKI tinggal 296 unit. Dalam kunjungan ke kantor KONTAN, Kamis (2/8), Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI mengaku, pihaknya memang tengah melakukan berbagai efisiensi untuk menekan biaya operasional. Salah satu cara, yakni melalui operasional mesin ATM. “Ada yang ditutup, ada yang direlokasi ke pusat-pusat keramaian bisnis,” ujarnya. Tidak hanya itu, manajemen juga mempertimbangkan untuk meningkatkan fungsi ATM dari sebelumnya tarik tunai saja, menjadi setor tunai. Peningkatan fungsi tersebut hanya akan dilakukan di beberapa ATM dengan mobilitas tinggi, termasuk ATM di Kepulauan Seribu. Mengingat, transportasi yang digunakan menuju lokasi lumayan mahal.