JAKARTA. Pemerintah mencoba menekan current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan tahun ini yang akan melonjak. Dalam hal ini, pemerintah harus memikirkan kebijakan jangka panjang. Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpendapat, apabila pemerintah ingin menekan CAD maka kebijakan yang tepat dalam jangka menengah panjang adalah hilirisasi industri. Industri-industri yang selama ini orientasi impornya tinggi harus dikurangi. Sebagai langkah awal tidak menjadi masalah apabla butuh impor, namun ke depannya harus bisa semakin dikurangi ketergantungan impornya. Industri permesinan menjadi salah satu industri yang sangat dibutuhkan untuk dibangun di Indonesia. "Turunkan biaya logistik dengan membangun infrastruktur. Itu dorongan yang dibutuhkan untuk tingkatkan industri kita," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Jumat (6/3).
Dari sisi neraca jasa, Josua melihat industri perkapalan Indonesia harus digalakkan untuk mengurangi pemakaian kapal asing berbendera Singapura. Di sisi lain, Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai yang bisa dilakukan pemerintah untuk menurunkan CAD khususnya neraca jasa yang defisitnya tinggi adalah tingkatkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung. Pariwisata Indonesia harus bisa dipoles agar bisa menarik perhatian dan tidak berkutat pada Bali saja. Malaysia saja bisa mendatangkan wisman hingga 20 juta sedangkan Indonesia pada 2014 hanya sekitar 9 juta. Padahal dari sisi kekayaan alam Indonesia jauh lebih indah. "Industri kreatif untuk menarik pariwisata harus jalan," pungkas Lana. Sebagai informasi, Current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan pada tahun ini akan kembali melonjak karena impor barang modal infrastruktur. Padahal, pada tahun 2014 CAD sudah membaik ke level 2,95% dari sebelumnya 3,18% dari PDB.