Tekan Impor Migas, Kementerian ESDM Dorong Pengembangan Bahan Bakar Nabati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong pengembangan bahan bakar nabati untuk menekan impor minyak dan gas (migas).

Mewakili Menteri (ESDM), Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengajak Keluarga Besar Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII) bersama mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) di Indonesia.

Dadan mengungkapkan pengembangan BBN saat ini menjadi fokus utama dalam upaya mencapai kedaulatan energi dengan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar fosil.


Baca Juga: Memperkuat Rantai Pasok Energi Terbarukan di Indonesia

"Terget kami adalah kedaulatan energi. Pak Menteri ESDM sudah meminta saya untuk melakukan persiapan mandatori, selain yang biodiesel kita akan masuk mandatori untuk bioavtur, kami akan buka mandatorinya nanti produksinya tidak selalu harus dari BUMN Jadi kita akan buka juga dari swasta,"ujar Dadan dalam keterangan resmi, Minggu (10/11).

Dadan mengajak BKKPII berkolaborasi bersama pemerintah mengembangkan BBN baik itu biodiesel maupun bioavtur di Indonesia. Kementerian ESDM adalah kementerian teknis yang mengelola sumber daya alam mineral, batubara, minyak bumi dan mengelola sumber daya alam yang terkait dengan EBT yang urusannya sangat teknis tentu memerlukan para insinyur.

"Kami melakukan kegiatan mulai dari survei kemudian diikuti dengan eksplorasi setelah itu eksploitasi. Setelah itu baru kegiatan untuk manufacturing, di sini kami melihat betapa pentingnya dari sisi PI sebagai insinyur dan juga melihat betapa pentingnya dari Badan Kejuruan Kimia yang akan nanti mengelola menghasilkan produk bahan bakar atau menghasilkan komoditi lain," terang Dadan.

Dadan mencontohkan, di Kementerian ESDM saat ini terdapat kekuatan pegawai sebanyak 5.277 per hari ini dengan jumlah insinyur adalah 2.699.

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

"52% pegawai ESDM itu insinyur per sekarang, jadi menurut kami ini salah satu aset yang baik karena di Kementerian ESDM memang kementerian yang mengelola sumber daya alam yang urusannya sangat teknis," tutur Dadan.

Seperti diketahui, pengembangan BBN di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukkan telah dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM sudah sejak lama, bahkan realisasi pemanfaatan biodiesel untuk domestik mencapai 12,2 juta kilo liter (KL) pada tahun 2023.

Realisasi tersebut melampaui 114,5% dari target yang ditetapkan sebesar 10,65 juta KL. Selain itu, Pemerintah juga terus melakukan diversifikasi jenis BBN di Indonesia seperti memanfaatkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) Bioavtur J2.4, Market trial bioethanol dan menetapkan spesifikasi dan memberlakukan ketentuan standar dan mutu bensin bioetanol untuk dipasarkan di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi