Tekan impor, pengusaha lampu minta BM dinaikkan



JAKARTA. Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) meminta adanya kenaikan bea masuk impor untuk melindungi industri dalam negeri. Permintaan tersebut dikarenakan pasar Indonesia kebanjiran lampu impor. Berdasarkan data Aperlindo, di tahun 2014 penjualan bohlam lampu mencapai 490 juta unit. Dari jumlah tersebut dibagi lagi menjadi; 25 juta bohlam lampu pijar, 75 juta bohlam neon panjang, 350 juta bohlam lampu hemat energi (LHE) dan 40 juta bohlam lampu light emitting diode (LED). John Mannopo, Ketua Umum Aperlindo mengatakan, untuk lampu pijar saat ini sudah 100% bisa diproduksi dalam negeri. Sementara, kapasitas produksi untuk lampu neon dalam negeri hanya 70 juta unit per tahun, sedangkan sisanya dipenuhi dari impor. Begitu pun dengan lampu LHE, produsen dalam negeri baru bisa memenuhi sekitar 20%. Sedangkan LED pemenuhan dalam negeri baru 10%, sisanya impor.

Oleh karenanya, John meminta adanya kenaikan bea masuk agar produsen dalam negeri bisa bersaing. Selain itu, dengan tingginya bea masuk, diharapkan produsen luar negeri masuk dan berinvestasi di Indonesia.

“Kami mengusulkan kenaikan bea masuk impor untuk lampu menjadi 10%-15%,” ujar John, Selasa (27/1).


John juga berharap, investor luar negeri masuk dan memproduksi lampu LED. “Ini untuk menekan impor, dan karena masa depan lampu ada di LED," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan