JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan angka lelang properti sebesar Rp 96 miliar sepanjang 2013. Direktur Utama BTN Maryono menuturkan, langkah ini ditempuh dalam upaya untuk mengubah kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) menjadi performing loan dan juga pendapatan. Menurut Maryono, lelang properti bermasalah ini akan terus dilakukan untuk menekan rasio kredit bermasalah yang nilainya masih tinggi hingga saat ini, yaitu mencapai 4%. "Ini baru uji coba pertama kali dan akan kami lakukan terus, karena ini efektif dan berdampak baik kepada pendapatan kami," ujar Maryono di Jakarta, Jumat (28/12). Lebih lanjut Maryono mengatakan, lelang kredit properti bermasalah ini sudah dilakukan BTN sejak dua sampai tiga bulan belakangan. Cara ini, terbukti ampuh karena dapat mengurangi jumlah properti bermasalah mencapai 16% dari total jumlah kredit bermasalah. Hingga saat ini, total kredit bermasalah BTN tercatat mencapai Rp 600 miliar. Pada Triwulan III-2013, tercatat NPL gross BTN meningkat menjadi 4,8% dari 3,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara NPL nett meningkat dari 2,5% menjadi 3,8%. Maryono merinci, berdasarkan besarnya NPL, mayoritas kredit properti bermasalah berasal dari program rumah bersubsidi yang dikucurkan beberapa tahun lalu.
Tekan NPL, BTN lelang properti bermasalah
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan angka lelang properti sebesar Rp 96 miliar sepanjang 2013. Direktur Utama BTN Maryono menuturkan, langkah ini ditempuh dalam upaya untuk mengubah kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) menjadi performing loan dan juga pendapatan. Menurut Maryono, lelang properti bermasalah ini akan terus dilakukan untuk menekan rasio kredit bermasalah yang nilainya masih tinggi hingga saat ini, yaitu mencapai 4%. "Ini baru uji coba pertama kali dan akan kami lakukan terus, karena ini efektif dan berdampak baik kepada pendapatan kami," ujar Maryono di Jakarta, Jumat (28/12). Lebih lanjut Maryono mengatakan, lelang kredit properti bermasalah ini sudah dilakukan BTN sejak dua sampai tiga bulan belakangan. Cara ini, terbukti ampuh karena dapat mengurangi jumlah properti bermasalah mencapai 16% dari total jumlah kredit bermasalah. Hingga saat ini, total kredit bermasalah BTN tercatat mencapai Rp 600 miliar. Pada Triwulan III-2013, tercatat NPL gross BTN meningkat menjadi 4,8% dari 3,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara NPL nett meningkat dari 2,5% menjadi 3,8%. Maryono merinci, berdasarkan besarnya NPL, mayoritas kredit properti bermasalah berasal dari program rumah bersubsidi yang dikucurkan beberapa tahun lalu.