KONTAN.CO.ID - BOGOR. Guna menurunkan rasio kredit bermasalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memilih melelang rumah yang gagal dibayar oleh debitur kredit pemilikan rumah (KPR). 

Direktur BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, aksi ini dilakukan untuk menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) menjadi di bawah 2,5% di akhir 2018.

"Saat ini BTN berhasil menjual sebanyak 986 unit aset bernilai Rp 216 miliar berhasil terjual lewat lelang di portal www.rumahmurahbtn.co.id. Tahun depan bila kita iklankan karena ini belum masuk iklan, sangat mungkin tahun depan terjual aset bermasalah Rp 600 miliar," ujar Direktur Bank BTN, Nixon LP Napitupulu saat soft launching KPR Lelang di Bogor, Jumat (14/12).

Meski tidak merinci posisi NPL per November, Nixon bilang NPL bank dengan sandi saham BBTN ini pada September 2018 sebesar 2,56%. Selain menjual aset tidak produktif lewat rumahmurahbtn.co.id, Nixon mengaku tengah menyiapkan kerjasama dengan salah Satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan membeli KPR baik rumah huni maupun kredit proyek properti. 

Namun Nixon belum merinci bentuk kerjasama ini, yang jelas ia menargetkan penandatanganan dapat terjadi sebelum akhir tahun agar kredit bermasalah semakin berkurang.

“Kami mengamati bahwa peminat rumah lelang mengalami tren peningkatan setiap bulan, tercatat sebanyak 7.063 peminat dan sekitar 30% diantaranya tertarik menggunakan KPR untuk melunasi rumah hasil lelang tersebut,” kata

Nixon menjelaskan, sejak diluncurkan pada bulan 9 Februari 2018, situs khusus rumah lelang Bank BTN yaitu www.rumahmurahbtn mengalami peningkatan pengunjung maupun peminat. Total aset yang terjual lewat lelang tersebut per 10 Desember 2018 mencapai 986 unit dengan nilai Rp 216 miliar.

Data jumlah aset yang dilelang hingga pekan ini mencapai 12.424 unit dengan total nilai agunan mencapai Rp 1,7 triliun dengan jumlah pengunjung laman mencapai 1,4 juta pengunjung. Sementara sekitar 7.000 pengunjung diantaranya menyatakan berminat mengikuti lelang.

Rmah lelang yang paling laris adalah yang harganya berkisar sekitar Rp 100 juta hingga sekitar Rp 300 juta dengan lokasi favorit di wilayah Bekasi, Depok, Serpong Banten, Semarang, Purwakarta Jawa Barat, Jambi, Balikpapan dan Makassar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi