Tekan pengeluaran, Garuda Indonesia (GIAA) ajukan negosiasi ke lessor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk babak belur akibat adanya pandemi virus corona (Covid-19).

Sekretaris Perusahaan Garuda Indonesia Mitra Piranti mengatakan, pendapatan dari lini bisnis penumpang bisa turun hingga 90%.

Sekarang ini Garuda Indonesia juga melakukan strategi efisiensi di tengah pandami Covid-19. Salah satunya dengan menawarkan pensiun dini ke ratusan karyawannya. Terakhir, sudah ada 400 karyawan Garuda yang mengambil program pensiun dini.


Baca Juga: Garuda Indonesia sebut telah jatuhkan sanksi berat ini pada pilot terlibat narkoba

Selain itu, Mitra bilang, emiten bersandi GIAA ini juga melakukan negosiasi dengan sejumlah perusahaan sewa pesawat atau lessor. Garuda mengupayakan untuk mengembalikan pesawat yang tidak sesuai dengan spesifikasi kepada lessor dan juga negosiasi dalam menurunkan tarif sewa. Pasalnya, sewa pesawat merupakan salah satu komponen terbesar struktur biaya.

Sebagai informasi, total biaya sewa yang disetorkan GIAA kepada lessor setiap bulannya berkisar US$ 70 juta atau Rp 1,02 triliun (kurs Rp 14.573). "Angka negosiasinya masih bergerak terus, beberapa sudah ada yang berkurang tarif sewanya dari total 26 lessor," katanya pada Kontan, Jumat (17/7).

Adapun total pesawat yang disewa Garuda, yakni 155 pesawat dari 26 perusahaan leasing di antaranya untuk pesawat Boeing-777, Boeing-737, CRJ-1000 serta ATR-72.

Baca Juga: Jangan sampai ditilang ya, polisi akan razia kendaraan di wilayah ini

Dalam catatan Kontan, Garuda juga mengembalikan 18 unit armada pesawat Bombardier CRJ-1000 dan Airbus yang dinilai tidak cocok. Tak hanya itu, GIAA menunda pengiriman empat pesawat yang sudah dipesannya dari Airbus, yang mana dijadwalkan datang pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli