Tekan rasio pembiayaan bermasalah, MTF percepat restrukturisasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mempertahankan kualitas pembiayaan di tengah pandemi Corona, perusahaan multifinance mempercepat proses restrukturisasi. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) misalnya telah menyetujui 8.000 unit kendaraan bermotor untuk direstrukturisasi. Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo menyatakan nilai restrukturisasi tersebut mencapai lebih dari Rp 1 triliun.

Harjanto bilang dengan restrukturisasi tersebut, maka pembiayaan senilai Rp 1 triliun tersebut akan dihitung sebagai pembiayaan lancar. Hal ini sesuai dengan Peraturan OJK No 14/POJK.05/2020 tentang Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 bagi Lembaga Jasa Keuangan Nonbank.

Baca Juga: Melirik investasi saham bank syariah

Dalam belied tersebut, perusahaan pembiayaan dapat melakukan restrukturisasi dengan kualitas langsung lancar, terhadap debitur yang terdampak Covid-19. Pertimbangannya proses dan kebijakan restrukturisasi dari pemberi pinjaman atau pemilik dana, permohonan debitur atau penilaian kebutuhan dan kelayakan restrukturisasi.

“Kinerja MTF sampai Maret 2020 masih lumayan. Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) MTF pada Maret 2020 di level 1,06%. Mirip dengan Maret 2019 di posisi 1,07%,” ujar Harjanto kepada Kontan.co.id pada Senin (4/5).

Lanjut ia, pembiayaan baru perusahaan pada kuartal pertama 2020 masih tumbuh. Ia menyebut terdapat pembiayaan baru senilai Rp 7,2 Triliun. Nilai itu masih tumbuh 4,34% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 6,9 triliun.

Meski masih tumbuh, ia mengaku pencapaian tersebut masih di bawah target awal senilai Rp 10 triliun. Lanjutnya, pendapatan bersih tertekan pada kuartal pertama 2020 turun menjadi Rp 74 miliar. Padahal pada Maret 2019 net profit tercatat senilai Rp 102 miliar.

Baca Juga: Likuiditas ketat, Moody's pangkas outlook Tunas Baru Lampung (TBLA) jadi negatif

“Tekanan akan terasa pada April 2020, karena proses pengajuan restrukturisasi baru jalan pada akhir Maret. Kinerja Maret masih lumayan karena ada outstanding atau pipeline dari pinjaman Februari 2020,” tambah Harjanto.

Guna mempertahankan kinerja saat pandemi, Harjanto bilang mempercepat program restrukturisasi agar NPF perusahaan tetap terjaga. Ia berharap, pengajuan restrukturisasi akan menurun pada Mei 2020. Lantaran hingga saat ini sudah 30.000 unit kendaraan bermotor milik nasabah yang diajukan mengikuti program restrukturisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi