KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tahun 2021 mendatang, meningkat menjadi sebesar 5,2% terhadap produk domestik bruto (PDB). Dengan tingkat defisit yang melebar, pemerintah mewaspadai rasio utang di tahun depan juga bisa meningkat mendekati 40% dari PDB. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama mengatakan, upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk menjaga rasio utang tetap di bawah 40% adalah dengan memastikan stimulus fiskal yang digelontorkan bisa efektif menggerakkan perekonomian. "Jadi di tahun depan performa pajak bisa lebih baik. Selain itu, pemerintah juga masih perlu menekan belanja yang tidak urgent. Menunda belanja infrastruktur yang tidak urgent misalnya," ujar Riza kepada Kontan.co.id, Kamis (30/7).
Tekan rasio utang, pemerintah perlu pastikan stimulus fiskal efektif gerakkan ekonomi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tahun 2021 mendatang, meningkat menjadi sebesar 5,2% terhadap produk domestik bruto (PDB). Dengan tingkat defisit yang melebar, pemerintah mewaspadai rasio utang di tahun depan juga bisa meningkat mendekati 40% dari PDB. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama mengatakan, upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk menjaga rasio utang tetap di bawah 40% adalah dengan memastikan stimulus fiskal yang digelontorkan bisa efektif menggerakkan perekonomian. "Jadi di tahun depan performa pajak bisa lebih baik. Selain itu, pemerintah juga masih perlu menekan belanja yang tidak urgent. Menunda belanja infrastruktur yang tidak urgent misalnya," ujar Riza kepada Kontan.co.id, Kamis (30/7).