Tekanan berat bagi rupiah



JAKARTA. Rupiah melemah tajam dan mencapai angka terendah sejak September 2009. Nilai tukar mata uang garuda ini terus bergerak di atas level 10.000 sepekan ini.

Di pasar spot, pasangan USD/IDR, kemarin (19/7), bertengger di posisi 10.129. Dalam sepekan, pairing ini telah menguat 1,38%. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia (BI), dollar AS naik 0,90% menjadi 10.070.

Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, bilang, sepekan ini terlihat tidak ada sentimen positif yang mampu menguatkan rupiah. Pasar masih khawatir akan keputusan stimulus AS. Di dalam negeri, BI menggelar lelang swap valas sebagai langkah lanjutan kebijakan operasi moneter agar dapat menjaga likuiditas di pasar. "Itupun belum berdampak terhadap penguatan rupiah," ujar Reny.


Daru Wibowo, analis Monex Investindo Futures menambahkan, cadangan devisa yang turun di bawah level US$ 100 miliar menyebabkan posisi riskan bagi BI untuk melakukan intervensi. Kenaikan suku bunga BI rate ke level 6,5% pun tidak membantu penguatan rupiah.

Reny memperkirakan, rupiah akan tertekan di kisaran 10.030 - 10.080 sepekan ke depan. Daru pun memprediksi, rupiah masih akan melemah di kisaran 10.100 - 10.070.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati