KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi kembali berada dalam tekanan sepanjang bulan Juni ini. Salah satu indikasinya adalah terus bergerak naiknya yield SBN acuan 10 tahun. Tercatat, kini yield SBN acuan 10 tahun berada di level 7,5%, padahal yield sempat berada di level 6,96% pada awal Juni. Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengungkapkan, pelemahan pasar obligasi dibayangi oleh komentar dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menekankan komitmennya untuk menanggulangi inflasi dan mempertahankan arah kenaikan suku bunga agresif. Ketidakpastian pasar juga meningkat terhadap outlook pertumbuhan ekonomi AS, karena kenaikan suku bunga yang agresif dikhawatirkan dapat memicu resesi ekonomi. Selain itu pasar juga dibayangi oleh lockdown di China karena meningkatnya kasus COVID-19 dan kebijakan ‘zero Covid’ pemerintah China.
Tekanan di Pasar Obligasi Domestik Diperkirakan Sudah Mulai Mereda
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi kembali berada dalam tekanan sepanjang bulan Juni ini. Salah satu indikasinya adalah terus bergerak naiknya yield SBN acuan 10 tahun. Tercatat, kini yield SBN acuan 10 tahun berada di level 7,5%, padahal yield sempat berada di level 6,96% pada awal Juni. Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengungkapkan, pelemahan pasar obligasi dibayangi oleh komentar dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menekankan komitmennya untuk menanggulangi inflasi dan mempertahankan arah kenaikan suku bunga agresif. Ketidakpastian pasar juga meningkat terhadap outlook pertumbuhan ekonomi AS, karena kenaikan suku bunga yang agresif dikhawatirkan dapat memicu resesi ekonomi. Selain itu pasar juga dibayangi oleh lockdown di China karena meningkatnya kasus COVID-19 dan kebijakan ‘zero Covid’ pemerintah China.