Tekanan dollar AS semakin kuat



JAKARTA. Sinyal positif kenaikan suku bunga The Fed di bulan Desember menguat. Alhasil, indeks dollar Amerika Serikat (AS) mencapai level tertingginya. Nilai tukar rupiah pun jadi tertekan.

Di pasar spot, Jumat (18/11), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terkikis 0,41% dibandingkan hari sebelumnya jadi Rp 13.428. Menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah merosot 0,17% ke Rp 13.408 per dollar AS.

Research & Analyst Monex Investindo Futures Yulia Safrina mengatakan, rupiah dan mata uang emerging market lainnya tak bisa menghindari tekanan dollar AS. Selain pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen terkait suku bunga, data inflasi AS yang oke memompa kekuatan dollar AS.


Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menambahkan, penguatan dollar AS terjadi karena pasar menunggu kebijakan pemerintahan Trump. Di tengah ketidakpastian, investor lebih memilih untuk mengoleksi dollar sebagai safe haven. Pekan ini, nasib rupiah masih akan ditentukan oleh data ekonomi AS yang akan dirilis.

"Dari internal masih belum ada data yang mampu membalikkan posisi rupiah," kata Yulia.

Pelaku pasar juga masih lebih memilih mengamankan asetnya ke dollar AS. Senin (21/11), Rully memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp 13.300-Rp 13.450. Hitungan Yulia, rupiah bergerak di Rp 13.100-Rp 13.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie