Tekanan eksternal dan internal berujung pada pelemahan rupiah sepanjang pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs spot rupiah kembali mengalami pelemahan pada perdagangan Jumat (14/6) sebesar 0,32% ke level Rp 14.325 per dollar AS. Jika dibandingkan dengan posisi pada 31 Mei lalu, rupiah juga melemah 0,39% di hadapan dollar AS.

Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga terkoreksi 0,23% ke level Rp 14.304 per dollar AS pada hari ini. Namun, jika dihitung dari posisi di akhir bulan lalu, rupiah BI masih menguat 0,56% terhadap dollar AS.

Ekonom Bank Central Asia David Sumual menyampaikan, jelang akhir pekan ini rupiah memang dalam tren melemah. Penyebabnya cukup beragam baik dari sentimen eksternal maupun internal.


Salah satu sentimen eksternal yang berpengaruh negatif terhadap rupiah adalah ledakan dua kapal tanker minyak di Selat Hormuz. AS menyalahkan Iran atas kejadian tersebut. Akibatnya, tensi konflik geopolitik antara kedua negara ini kembali meningkat sehingga harga minyak dunia pun berpotensi menguat.

Kondisi ini kurang menguntungkan rupiah di tengah ketidakpastian perang dagang yang masih terjadi. “Banyak pelaku pasar yang lebih memilih aset-aset safe haven untuk saat ini,” kata David.

Tekanan rupiah bertambah setelah cadangan devisa Indonesia tergerus menjadi US$ 120,35 miliar di bulan Mei lalu.

Kombinasi sentimen tadi seakan melunturkan sentimen positif yang terjadi di awal pekan. Kala itu, rupiah mendapat angin segar usai S&P Global Ratings menaikkan peringkat utang Indonesia pada akhir Mei kemarin.

“Respons kenaikan rating baru terasa di pekan ini karena adanya libur lebaran di awal Juni,” imbuh David.

Ia menambahkan, bukan perkara mudah bagi rupiah untuk kembali bangkit pada pekan depan. Memang, mata uang garuda berpeluang mendapat sentimen positif dari kelangsungan agenda FOMC tengah pekan nanti. Hal ini mengingat ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS kian besar.

“Sekarang ekspektasi pasar terhadap The Fed menjadi 50:50 antara menurunkan atau mempertahankan suku bunga acuan,” ungkapnya.

Di sisi lain, rilis data neraca dagang bulan Mei yang kembali terancam defisit bisa menjadi batu sandungan bagi rupiah.

Maka dari itu, David memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.270—Rp 14.340 per dollar AS sepanjang pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi